🔥135🔥

113 20 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa


" Pelaku pembunuhan anak dan menantu jaksa kondang bernama Dominik Geraldiano dan Kelvin Jiwa Mahendra berinisial GK berhasil diringkus tadi pagi, saat ini polisi tengah menyelidiki notif pembunuh---- "

Kakek Simon mendengkus, sama sekali tak menyangka hal ini bakal terjadi. Ia juga menyayangkan tindakan Aksa yang sudah mengijinkan remaja itu untuk pergi, mungkin saja jika mereka tetap menahannya, Dominik masih hidup hingga detik ini. Meskipun berada di Amerika, ia tetap memantau perkembangan berita ini

---Pengadilan telah menjatuhkan vonis hukuman mati kepada GK dan saat ini terdakwa masih menunggu waktu eksekusi "

Devin berdecak, ia duduk di samping sang Kakek dengan mata terus fokus pada layar hp yang menayangkan berita yang sama dengan yang disaksikan oleh Kakek Simon

" Lagian masalahnya apa sih " Monolog Devin, meski tak terlalu akrab dengan mereka tapi ia tau hubungan antara Galih dan Dominik baik-baik saja, mereka memang tidak terlalu akrab tapi tak pernah terdengar keduanya bertengkar

Kakek Simon  menatap cucu pertamanya " Kamu belum tau? " Devin balas menatap sang Kakek dengan raut penuh keheranan" Tau apa? "

Kakek Simon menghela nafas, memaparkan detail rahasia yang selama ini disembunyikan oleh Galih, Devin benar-benar tidak mengira sedikitpun kalau Galih yang dulu turut andil untuk mencari adiknya rupanya diam diam mengetahui semuanya, ia tak mengira seseorang yang sangat dikenal baik bisa berubah brengsek

Don't judge book by its cover.

" Adik kamu belum tau berita ini kan? "

Devin sedikit mengernyit, Kakek Simon memperjelas pertanyaannya " Alanka "

Pemuda itu menghela nafas dalam menatap lurus ke depan " Dia sudah tau kalau Dominik tewas dibunuh tapi dia belum tau kalau Gal---- "

Devin mendadak diam ketika Alanka muncul tiba-tiba disusul oleh Rayyan yang tampak ngos-ngosan, membungkuk sembari memegang kedua lututnya

" Abang tolongin Alan " Alanka menghambur ke pelukan Devin mencoba mencari perlindungan, sementara Rayyan mendengus dan berjalan mendekat

" Jangan mendekat! Abang tolong " Si bungsu menjerit, melompat ke belakang sofa dan bersembunyi. Devin memandang kedua adiknya dengan ekspresi bingung

" Kalian ini kenapa? " Bukan Devin yang bertanya melainkan Kakek Simon yang heran dengan tingkah kedua cucunya.

Rayyan mendengkus, rautnya tak ramah seperti singa yang bersiap menerkam mangsa

" Adek tuh nyebelin banget, aku disuruh tugas nulis esai 5000 kata, tiba tiba ada bayi datang dan langsung nekan tombol delete. Buyar kerja kerasku "

Ketiganya kompak menatap si sumber masalah, sadar dirinya ditatap intens seperti itu, Alanka menundukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca dengan bibir yang melengkung kebawah apalagi melihat Rayyan yang seakan ingin menelannya bulat-bulat,

Yang sebenarnya ingin sekali Rayyan lakukan.

" Tapi udah di save kan? "

Rayyan menyandarkan punggungnya " Sudah tapi itu cuma berapa ya, seribu kata aja kayaknya ga cukup. Masa iya aku harus ngulang lagi "

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang