✨94✨

284 37 7
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

^Typo Bertebaran^

Alanka sedang ada misi berat yakni misi mendapatkan ijin agar ia dibolehkan pergi dengan Galih dan Aldi, dua sohibnya itu datang mengajak Alanka untuk ikut acara beach party sebagai rangka perayaan kelulusan mereka, yah waktu memang berjalan begitu cepat, tak terasa akhirnya mereka bisa lepas juga dari yang namanya belenggu peraturan sekolah.

" Alan boleh ikut? Tapi kan Alan... " Si mungil menunduk, Galih  merangkul sahabat yang sudah ia anggap seperti adiknya ini, sepenuhnya paham kalau sebenarnya Alanka pasti sungkan jika ikut

" Diskusi teman-teman Al, mereka mau kamu ikut, anggaplah kamu guest star-nya " Sahut Aldi

Senyum Alanka mengembang, menghampiri Wiradarma yang sedang membaca koran

" Papa boleh ya? Ya ya ya? "

Wiradarma melipat koran dan meletakkannya dimeja,  disuguhi tatapan berbinar penuh harap dari bungsu kesayangannya, pria itu menghela nafas dalam

" Bilang Abang dulu sana "

Kebetulan sekali mereka sedang kumpul sambil nonton televisi, kesempatan

" Abaaaaaaaang "

" Nggak! " Sentak Ival

Alanka mengerjapkan matanya, menatap keenam abangnya yang tampak tidak bersahabat.

Bruk

Ia jatuh berlutut dengan tangan bertaut, memohon. Kalau masih tidak diijinkan maka tak ada pilihan lain

" Abang~ Alan belum ngomong loh "

" Udah tau, kamu mau minta ijin biar bisa ikut acara sekolah bareng Aldi dan Galih kan? "

Alanka mengangguk semangat 

" Jawabannya... tetap Nggak! "

Alanka mengerang, bahunya merosot jatuh, menendang udara acak, tangisnya pecah melempar apapun yang ada didekatnya, terserah mau salto, split, menghancurkan isi mansion sekalian atau apapun itu, mereka tetap tak akan goyah sedikitpun.

Sebenarnya Galih dan Aldi ingin membantu tapi melawan Abang-abangnya Alanka itu bukan pilihan yang bagus lagipula mau bagaimanapun akhirnya pasti sudah bisa ditebak

Hanya bisa menatap iba pada Alanka sambil terus berdoa dalam hati agar ada keajaiban.

Sampai akhirnya Kakek Simon datang, mendapati Alanka, si cucu kesayangan tengah cemberut, mengalihkan pandang kepada enam cucunya yang lain

" Ada apa ini? "

Alanka mengangkat kepalanya, menerjang sang Kakek dan mengadu

" Abang Kek, Abang nakal "

Kakek Simon mengusap pipi basah sang cucu dan menatap Devin, Bara, Fajar, Theo, Ival, dan Rayyan satu persatu.

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang