🔥136🔥

98 20 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

Wiradarma gundah sesaat setelah dirinya menerima surat dari kepolisian terkait permintaan terakhir Galih untuk bertemu dengan putra bungsunya, berat untuk mengiyakan biar bagaimanapun Alanka pasti shock mendengar kabar ini tapi bila ditolak justru Galih yang kasihan, apalagi dalam waktu dekat dirinya akan meninggalkan dunia ini.

" Papa sudah baca surat itu? " tanya Ival sambil duduk disamping sang Papa, Wiradarma mengangguk, dan bimbang masih menguasainya

" Haruskah Papa sampaikan pesan ini Nak " Sungguh Wiradarma tak tau harus bagaimana

Ival tersenyum tipis sambil mengusap bahu Wiradarma, ia pun juga tidak tau sebaiknya seperti apa " Tapi Alan juga pasti akan tau Pa "

Sekali lagi Wiradarma memijit pelipisnya.

Namun jauh dari yang mereka duga, Alanka telah mengetahui semuanya, ia menggigit bibirnya menahan isakan yang mendesak untuk disuarakan. Melalui artikel yang tiba tiba muncul di beranda memberitakan terkait penangkapan GK atas tewasnya anak dan menantu jaksa kondang, GK yang merupakan sahabat terbaiknya dijatuhi pidana terberat yakni hukuman mati, pertahanan Alanka runtuh saat itu juga, selain kehilangan Dominik ia juga akan kehilangan Galih.

------

Keadaan tak jauh berbeda juga dialami Aldi, sesaat setelah ia selesai latihan menembak, komandan regu memanggilnya dan menyampaikan pesan yang diterima, Antara percaya dan tidak percaya, dengan surat yang ia baca, Aldi mengalami shock berat sampai ia harus ditenangkan oleh rekan-rekannya

" Ini pasti prank, iya Galih pasti bohongin gue. Dia sengaja bikin kayak gini soalnya gue mau ulangtahun besok, hahahahha oke kalau lu maunya gini, gue ikuti cara mainnya "

Teman-temannya hanya saling pandang

" Tapi ini beneran Di, beritanya udah nyebar kemana-mana lagian gak mungkin juga ngeprank segala bawa logo kepolisian gini " Tutur Halim yang membuat Aldi membisu, tatapannya kosong

-----

Tidak seperti Aldi dan Alanka yang kacau setelah mengetahui Galih akan dihukum mati dalam waktu dekat, Frisca justru menerima berita itu dengan lapang dada, meski berat tapi dirinya tak bisa berbuat apa-apa selain mengikhlaskan. Mau dibela bagaimanapun, Galih memang bersalah, seharusnya ia tak sampai melakukan hal keji seperti itu namun semuanya telah terlambat, waktu akan terus berjalan

Hingga waktu eksekusi pun tiba

Galih pasrah, hanya menundukkan kepala ketika dirinya digelandang menuju lapangan. Ia pikir tak ada yang datang, hingga dari kejauhan ia mendengar teriakan Aldi, Galih menoleh mendapati sahabatnya berlari kearahnya, dibelakangnya juga ada Prakasa dan Frisca

" Kalian datang? "

" Mana mungkin kami gak datang, Gal, kenapa?! "

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang