✨98✨

267 41 6
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

^Typo Bertebaran^


⚠️

Pesta Barbeque  itu berlangsung hingga dini hari jadi wajar jika pagi menjelang siang ini Alanka masih terlelap di kamarnya. Sembari membetulkan letak kacamatanya yang melorot di pangkal hidung, Aksa membuka laptopnya dan melihat pergerakan Rafael, Julian, dan Elvan. Tadi malam, Aksa mendekati mereka, bermodus mengajak berkenalan dan memberikan tiga gelang yang tanpa mereka ketahui gelang itu rupanya memiliki alat pelacak

Sudut bibirnya terangkat naik, menekan tombol 'enter' dan terlihatlah dimana tiga orang tersebut berada, mereka ada di pantai, tak perlu risau, gelang itu dibuat tahan air jadi apabila mereka berenang alat pelacak tersebut tetap aktif dalam batas kedalaman 50.000 meter.

" Aksa.. "

Sang pemilik nama tersentak, segera menutup laptopnya. Tak boleh ada siapapun disini  mengetahui
apa yang sedang ia lakukan. Ia memutar tubuh mendapati Galih dengan celana pendek dan kaos santai serta topi baseball berdiri di ambang kamar

" Kami mau ke pantai, lu ikut? Aldi dan Dominik udah siap juga"

Aksa melirik seonggok buntalan daging  yang masih bergelung dalam selimut

" Kalau gue ikut terus ni bocah mau ditinggal sendirian? " Aksa melepas kacamatanya " Kalian aja, gue lagi gak mood buat main ke pantai "

Galih mengangguk " OK, Gue sama yang lain pergi dulu. Oia nanti kalau Alan sudah bangun terus dia mau ke pantai, gapapa susul aja " kemudian berbalik pergi
menyusul Aldi dan Dominik, mereka akan menuju pantai menggunakan motor yang memang disewakan oleh warga sekitar untuk para wisatawan 

Galih memasang wajah datar

" motornya satu aja? "

Aldi mengiyakan dengan mengangkat alisnya

" Iya cuma ada ini. Udah ah buruan naik atau lu mau jalan kaki? "

Galih memutar bola mata jengah, akhirnya motor itu dinaiki bertiga. Maaf saja Galih sedang tidak mood panas-panasan apalagi jarak villa dengan pantai lumayan juga jauhnya.
.
.

Ketika Alanka  terbangun dari tidurnya, mendapati suasana Villa yang sepi membuat Alanka panik hampir menangis memanggil ketiga temannya namun tak ada yang menyahut apalagi datang.

Keluar dari Villa dan tak mendapati mobil James, apa mungkin mereka sudah pulang bersama James dan sengaja meninggalkannya sendiri, ia meluruh tangisnya pecah karena dugaannya sendiri hingga ia merasakan rambutnya dijambak pelan, begitu mendongak mendapati Aksa tengah mengeringkan rambut basahnya dengan handuk

" Kenapa lu Cil? "

Alanka tak menjawab justru tangisnya semakin keras sambil memeluk Aksa erat-erat. Aksa yang masih merasa aneh hanya diam saja sambil mengangkat tubuh mungil itu dan mendudukkannya di kursi rotan lalu lanjut mengeringkan rambutnya lagi

" Lu baru bangun terus tiba-tiba nangis disini? "

Dibalas anggukan pelan sambil terisak, Alanka jelaskan kenapa dia menangis Aksa menepuk dahinya

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang