🎭124🎭

207 29 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

✯✯

(Huruf miring bergaris bawah adalah Bahasa Asing)


.
>

Ketika Theo dan Fajar datang ke penthouse milik Kakek Simon untuk menjemput si bungsu, mereka dapati Alanka yang masih tertidur pulas padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 lebih 8 menit. Nando mengatakan jika tadi malam Alanka sulit tidur dan baru bisa terlelap di jam 2 dinihari

Tak ingin menganggu jadi mereka biarkan saja sampai Alanka bangun sendiri, Theo merapikan barang-barang sang adik untuk dibawa pulang, sementara Fajar memakaikan pakaian hangat dan menyiapkan stroller dibantu oleh Nando yang membawakan koper dan memasukkannya ke dalam bagasi

Alasan Fajar dan Theo menjemput Alanka adalah atas perintah si sulung sendiri, selama dua hari perawatan keadaan Devin sudah membaik dan ia pun kini berada di mansion, hanya saja menurut anjuran dokter dirinya masih belum diijinkan untuk banyak beraktivitas dan tidak boleh banyak pikiran.

" Sudah semua Bang, Adek masih tidur? "

Fajar mengangguk singkat sambil menggendong Alanka yang merengek karena posisinya terganggu namun tetap melanjutkan tidurnya

" Biarin aja, gak usah dibangunin. Oh iya itu tolong boneka Alan kamu bawain " Habis bilang begitu Fajar jalan duluan diikuti Theo yang peluk Boneka Dino kuning, kesayangan baru si bungsu.

Kalau ada yang tanya kemana Mr. Kuma, dikarenakan kondisinya yang sudah kasihan sekali, terpaksa boneka itu harus dimuseumkan, disimpan di lemari kaca dan bergembok

Theo yang menyetir sementara Fajar duduk di bangku penumpang bagian tengah, pahanya dijadikan bantalan buat kepala Alanka, menikmati perjalanan sambil gambar desain spesial untuk akhir tahun.

Selang beberapa menit Alanka terbangun tapi masih diam sambil ngumpulin nyawa, Fajar juga langsung kasih boneka Dino kuning buat dipeluk

" Abang, kita... "

" Iya ini mau pulang "

Alanka diam lagi, ubah posisi baring jadi duduk sambil elus kepala si Dino

" Eh Adek sudah bangun, gimana tidurnya, nyenyak? "

Si bungsu angguk balas ucapan Theo yang lihat dia dari spion tengah lalu fokus lagi menyetir. Sedikit condong miring ke arah Fajar yang lagi gambar

" Alan mau corat-coret? "

Alanka menggeleng " Enggak, Alan mau lihat Abang gambar aja " sambil jatuhin kepala di bahu Fajar, Fajar sama sekali tidak masalah kalau bahunya jadi berat sebelah yang penting si bayi tidak rewel

Di depan Theo fokus buat nyetir, bawa mobil sedikit lebih laju buat cepat sampai ke Mansion, karena dari tadi hapenya sudah bunyi, pasti saudaranya yang lain misscall dan suruh buat buru-buru

Singkatnya mereka sampai di Mansion, Anggawirya's brother lagi kumpul di paviliun. Lengkap, awalnya Alanka senang sampai dia notis kalau Wiradarma tidak ada disana

" Papa kemana? "

Mereka jadi gelagapan, Rayyan pura-pura menjauh angkat telpon, Theo balik badan buat ambil barang-barang Alanka di bagasi mobil, Bara sibuk sama buku bacaannya, dan Ival yang mendadak pura-pura tidur

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang