✨87✨

379 58 20
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.
.


Hari ini Alanka kedatangan tamu, Galih dan Aldi. Tiga sahabat itu akhirnya bertemu setelah sekian lama, sekarang mereka sudah kelas 12 dan sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan, bersiap untuk memasuki dunia sesungguhnya.

" Kenapa baru kesini? Kalian lupa ya sama Alan " Si kecil mencebik sambil bersedekap. Galih terkekeh gemas sambil mengangkat yang paling muda untuk duduk di pangkuannya.

" Lupa sama Alan? Enggak dong. Malahan teman-teman sering tanya: Gimana Kabar Alan lah, Alan sekarang kayak apa, Alan masih pendek apa udah tinggi, Alan masih gemoy apa enggak, Alan inilah, Alan itulah, macam-macam deh " Sahut Aldi mengulas senyum, menatap lekat Alanka yang mau berekpresi bagaimanapun tetap saja dia tampak seperti kucing kecil yang menggemaskan.

Cemberut semakin tergambar jelas di wajah, Alanka memalingkan muka. Aldi terkikik namun langsung diam ketika Galih berdecak pelan.

Ingat kata Devin sebelum pergi tadi

" Jangan dijahilin , anaknya lagi sensitif.  kalian kan tau Alan kalau udah nangis bakal susah dibujuknya kalau bukan sama Ray. Ray masih lama pulangnya, baik-baik kalian, kalau aku tau Alan nangis gara-gara kalian, Awas!"

Alanka sih senang karena itu artinya teman-teman tidak melupakannya tapi kenapa mereka harus menanyakan itu sih, dia kan jadi kesal, atau ini hanya akal-akalan Aldi saja?

" Didi bohong! " Tudingnya

Aldi menggeleng cepat, mereka memang menanyakan hal demikian

" Enggak, Didi jujur kok " Jawab Aldi, ia gelagapan melihat Alanka yang hampir menangis. Sebelum sesuatu yang menggemparkan terjadi, Aldi menyumpal mulut Alanka yang baru terbuka dengan sippy cup berisi susu yang tadi disiapkan oleh Devin.

Pipinya kembang kempis menghisap penuh semangat, merasakan susu yang begitu segar mengalir di tenggorokan. Susu yang berasal dari sapi berkualitas tinggi, diproduksi khusus untuknya dari pabrik yang dibeli Wiradarma atas nama dirinya sebagai hadiah ulangtahun pertama, akibat Alanka yang saat itu demam tinggi dan muntah-muntah setelah mengonsumsi susu merk lain.

" Maafin Didi ya tapi emang mereka pada nanya gitu kok, memangnya Alan kesal kenapa? Di bagian mananya? "

Terdengar bunyi 'Plop' ketika Alanka melepas silikon dot dari mulutnya.

" Alan kesal, udah minum susu banyak-banyak tapi enggak tinggi-tinggi. Alan cuma sepundaknya Kak Zeva! Kenapa sih, Alan harus pendek gini. Alan kan juga mau kayak yang lain. Mereka enggak minum susu tapi bisa tinggi, Galih dan Didi juga! Kalian jahat, gak mau bagi tingginya sama Alan! "

Galih dan Aldi saling pandang

" Kak Zeva siapa? "

" Pacarnya Abang "

" Siapa? "

Alanka merengek kesal

" Abang! "

Aldi menghela nafas sabar sementara Galih tersenyum kecil melihat interaksi keduanya

" Abangmu kan ada enam, aku tau tapi yang mana? "

" Abang Dev--- "

"----Seriously? Masa sih? Beneran? Kok bisa?"

" Ikh Didi! Alan belum selesai ngomongnya! "

" iya iya maaf eh tapi seriusan Bang Devin punya pacar? Sejak kapan? " Tanya Aldi penasaran, Galih cuma diam saja tapi ia pun tak menyangkal lalu dia juga ingin tau seperti apa perempuan yang berhasil memikat si sulung Anggawirya.

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang