🎭129🎭

145 30 2
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

(Huruf miring  adalah Bahasa Asing)


Semakin hari keadaan Wiradarma jauh membaik, Bara selalu mengawasinya dengan ketat dalam menjalani pemulihan. Hanya menunggu beberapa hari sampai ia dinyatakan benar-benar sembuh dan boleh keluar dari rumah sakit, Wiradarma menghela nafas panjang menatap guyuran hujan yang turun sejak beberapa puluh menit lalu ditemani secangkir coklat hangat.

Bara masuk ke ruangan, ia baru saja membeli obat yang tidak tersedia di apotek rumah sakit ini sekaligus membeli sarapan, satu Minggu disini Bara memang belum pergi kemanapun selain menebus obat dan membeli makanan, hari hari ia fokuskan untuk kesembuhan sang Papa

" Pa makan dulu ya, ini obatnya sudah ada "

Wiradarma tersenyum melempar pandang pada Bara yang tengah menyiapkan makanan dan obat untuknya. Bara duduk di kursi, tangannya terangkat mengarahkan sendok ke dekat mulut yang lebih tua

" Mereka mau datang besok "

Alis Wiradarma sedikit terangkat " Mereka? "

Bara mengangguk dan menyuapi Wiradarma lagi
" Besok juga Papa sudah boleh keluar dari rumah sakit ini, jadi nanti kita kumpul sama-sama di rumah Kakek " Senyum Bara terbit

" Papa gak sabar ketemu mereka lagi "

------

Kelvin merenungi kesalahannya, ia tau berurusan dengan keluarga Anggawirya adalah kesalahan besar. Dia juga tau bahwa adik iparnya, Dominik yang sudah dua bulan ini menghilang karena berurusan dengan keluarga itu. Menahan rasa sakit akibat bekas tusukan di perut bawah bagian kirinya, Kelvin berjalan keluar dari ruang rawatnya mendapati lorong yang sepi dan seorang pria berbadan kekar dengan pakaian hitam

Kelvin meneguk saliva, mundur teratur saat pria kekar itu bangkit dan melangkah mendekati hingga punggungnya menubruk tembok di belakang yang membuat ia tak bisa mundur lagi

" Jangan coba coba kabur dari tuan Aksa atau anda akan mendapatkan akibatnya, cepat masuk ke kamar anda lagi " Pria itu mencengkeram pergelangannya, menyeret Kelvin dengan kasar dan mendorongnya ke lantai, nafas pemuda itu turun naik gemetar ketakutan.

" Keberanian anda tidak ada gunanya " Setelah mengatakan itu, pria kekar tersebut meninggalkannya. Kelvin terhenyak pada satu nama

" Tuan Aksa, kayaknya gue pernah dengar nama itu "

Pintu terbuka lagi, Kelvin mengira jika yang datang adalah pria menyeramkan itu lagi tapi ternyata bukan melainkan seorang dokter jaga

" Selamat siang Tuan Kelvin, hari ini kita bersihkan luka dan ganti perban dulu ya. Sebaiknya anda berbaring dengan benar " Tak banyak bicara, Kelvin menurut, dokter itu menyingkap bajunya dan mulai mengobati lukanya yang sudah mengering meski sesekali ada ringisan yang keluar dari bibirnya.

Pikirannya menerawang jauh pada kejadian yang menyebabkan kenapa dirinya bisa seperti ini, ia tak menyangka aksinya membantu teman mencuri sparepart mobil di pemakaman akan berakhir fatal, untung saja ia tidak berakhir mengenaskan seperti temannya itu.

" Umur gue masih ada ternyata " Lirihnya dengan senyum terukir, ia bersyukur masih selamat dan hanya mendapat luka tusuk saja

" Dok, saya kapan boleh pulang ya? "

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang