☄️114☄️

237 37 35
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

✯✯

Target Aksa kali ini memang tak sembarangan, dia lebih pintar dari perkiraan. Benar-benar tak habis pikir, bahkan dirinya sempat tidak mempercayai cerita dari Nando tapi setelah dipikir-pikir lagi, apa yang dia katakan tampak masuk akal dan Aksa hanya perlu membuktikan apakah kata-katanya benar atau bohong.

Ia berdecak pelan sambil memijit pelipisnya, sungguh ini memusingkan. Aksa tidak mau melibatkan aparat hukum karena ia tau kalau orang itu diserahkan pada polisi paling cuma dipenjara setelah itu dia bebas dan ada kemungkinan mengulang perbuatannya lagi

Tentang Buditomo kemarin, sebenarnya yang menghubungi polisi adalah Alexandre jadi Aksa tak bisa mencegah tapi berkat Kakek Simon, mereka akhirnya bisa membebaskan Buditomo dengan memberi sogokan lalu memanfaatkan sifat ceroboh pria itu untuk menjebaknya.

" Lu masih ragu sama gue? " Nando ikut duduk di seberang sofa, menatap Aksa yang sudah seperti orang memikirkan beban hutang negara

" Bukan ragu tapi belum yakin aja. Darimana lu tau kalau dia dalangnya? "

" Gue udah cerita detailnya kemarin Sa "

" Oh iya " Sahut Aksa singkat yang membuat Nando menatapnya datar.

" Gue minta perlindungan secara gue kan udah jujur, dia backingannya kuat, lu tau sendiri kan. "

Aksa mengangguk, dia sudah menelusuri data seseorang itu sampai ke data rahasianya, disana ia juga menemukan bahwa Orangtua dari target menyogok pihak sekolah tanpa sepengetahuan Wiradarma Anggawirya selaku pemilik resmi untuk menjadikan anaknya sebagai juara umum.

" Tenang, lu ada di pihak gue sekarang. Gak usah takut buat jujur karena bangkai makin lama bakal makin tercium juga "

" Jadi rencana selanjutnya apa? Kalau ada yang bisa gue bantu, bilang aja. Ya anggaplah ini sebagai bentuk permintaan maaf dan tanggung jawab dari gue. Jujur aja Sa, soal bobol membobol itu diluar dari rencana, awalnya kami emang mau culik Alanka  tapi ternyata si dia ini kasih arahan berbeda "

Aksa sudah paham inti situasinya, siapa yang menyangka bahwa dalangnya adalah orang yang saat itu ikut bersamanya mencari Alanka.

" Untuk saat ini lu cukup sembunyi, biar gue yang hadapin dia secara baik-baik tapi kalau dia sama sekali gak bisa diajak berunding , gue bakal pakai kemungkinan terburuknya "

Mendengarnya membuat Nando merinding sebadan, ia sudah tau siapa Aksa sebenarnya.

" Dia licik Sa, gue saranin jangan terbawa emosi kalau masalahnya cepat selesai "

Aksa balas bergumam " Gue tau, makasih kalau lu gak jujur mungkin aja kita ngiranya kasus ini sudah selesai "

Nando membalas dengan senyuman tipis, jujur saja seperti ada yang mengganjal jika ia tidak berterus terang. Sekarang setelah mengatakan semuanya tanpa ada yang dikurangi apalagi ditambahkan, ia merasa lebih lega karena ia tak mau jadi pengecut hanya karena sebuah ancaman.

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang