✨75✨

383 50 32
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.


Alexandre nyengir lebar melihat wajah datar Ival yang membukakan pintu untuknya, beralasan mengerjakan tugas kuliah bersama sekalian modus untuk bertemu Alanka membuatnya sampai disini. Padahal Ieval maunya di apartemen saja tapi sosok yang terkadang membuat Ival geram karena tingginya tidak manusiawi itu memohon sampai bersimpuh agar di mansion Anggawirya saja, sialan!

" Itu siapa, adekmu juga? " Tanya Alexandre memicingkan matanya pada seseorang yang baru menuruni tangga, Ival menoleh sejenak dan eskpresinya dingin seketika

" Bisa dibilang bukan "

" He? Maksudnya gimana " Tanya Alexandre tak mengerti

Ival menghela nafas
" Hansen, anak angkat Papa, sebenarnya gue sama saudara-saudara gue gak setuju karena Papa ga diskusiin hal ini dulu. Hansen itu temennya Alan tapi semenjak dia masuk ke rumah ini gak pernah tuh gue lihat dia main bareng Alan malah lebih sering sama Bang Bara"

Deru mobil terdengar, dari jendela besar yang mengarah langsung ke gerbang sebuah mobil berwarna biru baru saja meninggalkan mansion

" Papa juga kasih dia mobil secara cuma-cuma " ia tersenyum remeh, dapat Alexandre lihat sorot mata Ival yang tampak kesal.

Sedari awal dia memang tidak suka dengan kehadiran Hansen disini, memang Hansen adalah teman Alanka pada mulanya tapi tetap saja baginya adalah orang asing. Persetan dengan kepedulian, apakah Hansen memang tak punya keluarga lain jadi harus Wiradarma yang mengadopsinya

Terlebih kini Hansen berhasil mengambil perhatian Wiradarma, untuk apa coba Papanya itu kemarin meminjamkan blackcard-nua kepada Hansen.

Matanya memicing curiga, bolpoin terlepas dari tangannya.

Kenapa dia jadi merasa ada yang tidak beres dengan Hansen?

" Val lu jangan kabur ye, tugas besok deadline " Tegur Alexandre melihat Ival sudah berdiri

" Gue ada urusan "

" Lu mau kemana sih, harus sekarang? "

Ival mengangguk, mengenakan jaket dan meminta seorang butler untuk menyiapkan mobil

Setelah menerima kunci mobil dari Ival, butler itu segera bergegas menunaikan titah sang tuan muda

Sejenak Ival tersadar, ia berdecak sambil mengusap wajahnya.

Kalau dia pergi siapa yang akan menjaga Alanka

Rayyan ada kegiatan pengenalan kampus

Devin pergi ke restoran cabang luar kota

Fajar dan Theo sama sibuknya

Bara di kantor

Wiradarma pergi untuk meninjau lokasi pembangunan Wirya's Medical Center cabang pertama

Memang ada maid dan butler tapi mereka semua sudah disibukkan dengan tugas masing-masing, meski mereka tidak akan protes tapi Ival tak akan membiarkan itu

Terkecuali

" Apa? "

Haruskah dia mengandalkan Alexandre

Bagaimana kalau terjadi sesuatu seperti yang menghantui pikirannya sama sekali

Tapi tak ada pilihan lain

" Gue harap lu gak ngecewain gue Lex " Ival berucap penuh keyakinan, ditepisnya segala pemikiran buruk lagipula kalau memang Alexandre macam-macam dengan adik kesayangannya siap-siap saja pisau daging melayang

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang