☄️118☄️

169 31 1
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

✯✯

Seharusnya tak secepat ini tapi Aksa terlalu bosan menunggu, ia benci melihat targetnya berkeliaran bebas tanpa sadar apa kesalahan yang sudah mereka perbuat. Selama satu bulan ini dirinya fokus pada misi dan inilah finalnya, ia berhasil menemukan dalangnya.

Bukan hal mudah dan Aksa juga tak mau terjadi aksi salah tangkap, jadi ia menyelidiki Aksa, dari data pribadi, tempat tinggal, siapa saja yang tinggal dirumah, kapan dia keluar rumah, dan apapun itu. Semua tak luput dari pengawasannya, kejadian tadi malam bukanlah hal yang tiba-tiba, Aksa sudah menunggunya.

Dominik melenguh, matanya terbuka perlahan mengumpulkan kesadaran yang ada. Hal pertama yang ia lihat adalah seseorang yang berdiri memunggunginya, memakai Hoodie penutup kepala.

" Sia--siapa? "

Orang itu berbalik tapi Dominik belum mengenali sepenuhnya, kepalanya masih pening dan ia tidak tau apa yang sudah terjadi dan dimana dirinya sekarang berada.

Satu-satunya yang Dominik ingat adalah dia dalam perjalanan pulang dari supermarket lalu

Lalu

Dominik ingat apa yang terjadi

" A-a-a " percuma tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya, Aksa tersenyum melambaikan tangan

" Pagi juga Dominik, hari yang indah "

Dominik mendengus persis seperti banteng, ia memberontak berusaha melepaskan diri tapi percuma karena yang mengikatnya bukanlah tali biasa melainkan rantai.

" Lepasin gue, gue mau pulang "

" Oh lu nyari ini ya " Aksa menunjukkan sebuah kunci ditangannya namun belum sempat Dominik berhasil merebut kunci itu, Aksa sudah membuangnya ke lubang kecil yang mustahil dicapai dengan tangan manusia.

" Lu... Kenapa lu lakuin ini Sa? Tujuan lu nyulik gue buat apa? Gue gak ngerasa ada salah sama lu "

Aksa tak langsung menjawab, ia berjalan ke belakang Dominik dan memijat bahu lelaki itu.

" Gak ada sih tapi lu punya masalah sama Alanka "

Dominik diam seribu bahasa

" Jujur aja gue jijik pas ingat lu nangis sambil peluk Alanka di gua waktu itu. Ternyata lu penyebabnya, mereka... Buditomo ngelakuin itu sama Alanka atas perintah lu sendiri, iya kan?! "

Dominik menggigit bibirnya, airmatanya tumpah begitu saja. Aksa berdecak kesal

" Gak usah nangis, air mata palsu "

" Kenapa lu nuduh gue kayak gini Sa, gue pikir kita teman tapi kenapa? Kenapa lu jahat sama gue " Dominik terisak tak karuan.

" Gak usah playing victim! " Gertak Aksa, dia benci dengan sikap Dominik yang selalu saja berlagak seakan-akan dia adalah korban padahal dialah impostor sebenarnya.

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang