🎭127🎭

175 35 5
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

(Huruf miring garis bawah adalah Bahasa Asing)

Sulit dipercaya namun apa yang tampak di pelupuk mata adalah nyata. Bara nyaris tak bisa berkata-kata dan sulit berkedip, seseorang yang tersenyum menyadarkannya bahwa ini bukanlah mimpi

" Papa.. "

Wiradarma masih mengulas senyum, kondisinya memang belum pulih namun dirinya sangat mengenali siapa pemuda dihadapannya ini, putra keduanya.

Bara tak dapat menahan rasa harunya, ia memeluk sang Papa, tangan Wiradarma terangkat lemah mengusap kepala Bara kala rungunya mendengar isakan lirih, ia mendengus geli

" Baru kali ini Papa lihat kamu nangis, kalau saudara-saudara kamu tau pasti heboh mereka "

Bara menyeka airmatanya, tersenyum getir

" Papa jangan banyak bicara dulu "

Wiradarma menghela napas panjang menatap langit-langit kamar

" Anak-anak Papa yang lain mana? "

" Mereka belum datang Pa, kemarin yang jaga Papa disini Kakek, aku baru datang dua hari lalu "

Wiradarma terdiam sejenak
" Alanka " ia memaksa bangun namun Bara gesit mencegah dan memintanya untuk berbaring lagi

" Alan baik-baik aja Pa " Tidak mungkin Bara langsung menceritakan kejadian tadi " Nanti mereka pasti kesini kalau Papa sudah lebih sehat ya "

Wiradarma mengangguk, ia tersenyum

Entah apa maksudnya, namun ia yakin dirinya dan Windu akan bersua kembali, tak lama lagi.

" Bar, Mama kamu... "

Gerakan tangan Bara yang sedang mengaduk teh terhenti, ia menoleh

" Maksud Papa apa? Papa jangan aneh-aneh, jangan mikir yang lain dulu, fokus buat kesembuhan "

Wiradarma menghela nafas lagi

Bayang-bayang Windu yang tersenyum dan melambaikan tangan padanya, tatapan teduh yang menjadi pesonanya, cinta Wiradarma habis di Windu.

" Pa, aku bantu ya "

Wiradarma mengangguk, beringsut untuk duduk

Seorang dokter masuk dan melakukan pemeriksaan

" Selamat tuan, anda sudah melewati masa kritis, selanjutnya anda akan kami pindahkan ke ruang rawat VVIP sesuai perintah Tuan Simon "

" Terimakasih dokter " Bara yang menyahut

Dokter tersebut kemudian undur diri

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang