🍀108🍀

206 28 4
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

✯✯

.....

" ABAAAAANG BALIKIN GAK, ABANG! "

" GAK MAU. PINJAM BENTAR DEK, JANGAN PELIT-PELIT NAPA "

" GAK BOLEH, KALAU RUSAK ALAN YANG DIMARAHIN SAMA ABANG BARA "

Teriakan menggema saling bersahutan itu sejak tadi terdengar, bermula dari Theo yang merebut smartphone Alanka dan membawanya kabur hingga aksi kejar-kejaran itu tak dapat terelakkan.

"Kalian bisa berhenti gak! Theo udah. Balikin hapenya, kalau dia nangis mau kamu dimarahin Papa? "

Theo nyengir lebar sambil angkat dua jari, menyerahkan smartphone tersebut yang langsung didekap erat oleh Alanka, seolah mengamankannya. Wajahnya masam, dadanya naik turun, bulir keringat sebesar biji jagung bercucuran, ada hembusan nafas yang terdengar, mulut terbuka kecil meraup udara lebih banyak.

Devin memandang si bungsu yang tampak kelelahan, menyeka keringatnya dengan tisu basah

" Sesak? " Tanyanya yang dibalas gelengan, Alanka cuma sedikit kelelahan akibat tadi lari-lari mengejar Theo. Irama jantungnya memang tidak stabil tapi dia rasa tak apa-apa, tak ingin membuat siapapun jadi khawatir.

" Jangan terlalu capek. Gak usah kejar-kejaran kayak tadi lagi, istirahat. Theo bikinin susu "

" Asiap kapten" Theo memberi hormat, lalu berjalan tegap selayaknya  pasukan pengibar bendera menuju dapur. Tak lama ia kembali dengan sebotol susu hangat dan sekaleng kukis.

Hembusan nafas tenang berganti dengan dengkuran halus, Alanka terlelap. Theo terkikik ketika ia menyumpalkan pacifier ke mulut si bungsu, melihat bagaimana pipi gembul itu kembang kempis

" Gemes banget "  Menopang tangan seperti girlband Cherrybelle, senyam-senyum sendiri memandang Alanka yang tak akan ada bosannya

" Jangan digangguin, Theo " tegur Devin

" Aku cuma liatin aja kok "

" Awas ya, belum nyenyak itu " peringat Devin yang dibalas gumaman acuh tak acuh dari yang lebih muda

Melirik Devin dari ujung mata, mencuri satu kecupan di pipi.

" Sekali lagi ah " kali ini ciumannya bertahan lama, iseng menghisap pipi mirip pangsit rebus.

Alanka yang merasakan pipinya seperti dimakan, merengek gelisah. Theo buru-buru melepaskan, matanya mengerjap cepat, menoleh kearah Devin yang menatapnya datar sambil bersedekap dada

" ehehehhehe, peace Bang, peace " cengirnya sambil acungkan dua jari.

Alanka menendang udara, kepalanya tolah-toleh disertai erangan tertahan lalu tiba-tiba diam

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang