🔥134🔥

153 30 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Vote dulu biar gak lupa

Ia menarik nafas mencuri pandang pada Aksa yang juga tengah menatapnya dalam diam, canggung kini terasa memeluknya, kembali lagi ke kota ini setelah dirinya sengaja 'dihilangkan' selama kurang lebih 3 tahun

" Gimana puas sama hukuman lu? " Setelah hening yang cukup lama, Aksa yang berbicara lebih dulu

Hansen mengangguk, ia dijadikan budak pesuruh diperlakukan selayaknya binatang peliharaan, pernah tak diberi makan dan dikurung dalam gudang yang pengap hanya karena tak sengaja menumpahkan kopi di dokumen penting milik sang tuan.

" Gue harap lu nyesel sama perbuatan lu dulu. Masih untung gue gak eksekusi lu saat itu juga " Hansen tersenyum tipis

" Iya, gue udah menebus kesalahan gue selama tiga tahun lebih ini tapi ... " ia menunduk, apa yang ia lihat barusan membuatnya tak tau harus bereaksi seperti apa, tak ingin percaya namun apa yang tampak di mata adalah kejadian nyata, terlalu membingungkan.

" Gue gak nyangka kalau--- " Aksa memotong kalimatnya begitu saja "---Sama, gue juga tapi kenyataannya bukti yang berbicara "

Hansen tak ada alasan untuk membantah sekarang biarkan pengadilan yang memutuskan

" Padahal gue udah nyekap Dominik, bukannya berakhir di tangan gue malah mati di tangan Galih tu anak " Aksa mendengus, Hansen menatapnya penasaran dengan kerutan di kening

" Menyekap Dominik? "

Aksa mengangguk dan mulai menceritakan apa yang sudah terjadi sampai Dominik menjadi tahanan pribadinya namun seminggu terakhir entah dasar apa Dominik membocorkan rahasia Galih yang selama ini dia sembunyikan

" Gue belum sempat tanya dia tau info ini darimana tapi yang pasti dia bilang kalau pengacara Prakasa itu pamannya "

" Mungkin Pamannya yang memberitahu "

Aksa mengangguk " Kemungkinan " lalu keduanya sama-sama menghela nafas

" Sejujurnya gue masih belum percaya, gue kenal Galih itu gimana, dia yang paling dewasa di antara kami, iya gue tau dia sama Dominik emang kurang akrab tapi gue sama sekali ga pernah duga bakal ada kejadian kayak gini " Penglihatan Hansen menerawang jauh, mengenang masa-masa saat mereka masih bersama hingga ia teringat seseorang, yang termuda alias bayi dalam kelompok pertemanan.

Kembali ia bergelut dengan rasa bersalah, tabungan yang ia miliki saat ini belum bisa membayar setengah dari uang yang telah ia gunakan

" Lu kenapa Hans? "

Hansen menggeleng namun Aksa menangkap kegelisahan yang dirasakan " udah menyesali perbuatan lu? "

Ia mendongak sebentar lalu menunduk lagi, dirinya sengaja 'dihilangkan', menjadi budak pesuruh diperlakukan semena-mena selayaknya binatang cukup membuat Hansen trauma untuk melakukan kesalahan yang sama atau lebih parah lagi

Namun semua itu tak ada artinya bila ia belum mendapatkan maaf, perasaanya gundah

" Kalau gue minta maaf ke mereka, apa mereka bakal mau maafin gue, apa Alan masih mau temenan sama gue "

Aksa menepuk bahunya dan tersenyum

------

" Abang, Alan mau stroberi " Tiba-tiba saja si bungsu mengutarakan keinginannya, alis Devin terangkat ia sudah membeli sekantong jeruk dan sekarang adik bungsunya itu malah menginginkan buah yang lain

ALANKA|3 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang