9: Perkara Cumi Lada Hitam

13.6K 1.2K 132
                                    

Halooo. Yasfar-Nika update lagi 🥳

Ohya. Mau ngabarin, kalau BENANG MERAH terpilih masuk reading list bulan Mei kategori Bittersweet Marriage oleh WattpadRomanceID 🥳

Makasih semua yang sudah mampir dan setia menunggu kelanjutan ceritanyaa!! Jangan lupa vote dan komen yaaa biar aku tetap semangat nulisnya. Thankyou semua💗💗💗

 Thankyou semua💗💗💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💫

Aroma sabun cedar wood bercampur vanila menguar ketika pintu kamar mandi dibuka. Nika baru saja menyelesaikan aktivitas membersihkan diri ketika jarum jam hampir sampai di angka empat. Nika mengenakan bathrobe berwarna silver, sementara rambut hitam dan panjangnya yang diam-diam sudah menjadi favorit Yasfar itu digulung dengan handuk lain.

Nika sudah duduk di depan cermin. Mengamati wajahnya sendiri sambil tersenyum. Sesekali, ia usap-usap wajah ayunya yang belum dilapisi krim apa pun. Dari pantulan cermin, bisa ia lihat Yasfar yang masih tidur lelap tanpa selimut. Satu tangannya di perut, sementara satu lagi menutupi wajah bagian atas. Dengkuran halus terdengar, menjadi alunan yang senantiasa mengisi kesunyian kamar itu di waktu tidur.

“Udah jam empat, kok, alarmnya Yasfar belum bunyi?” Nika bergumam pelan sambil berdiri, lantas mendekati meja kecil di samping kasur pada posisi tidur Yasfar. Biasanya, sih, Yasfar mengatur alarm untuk bunyi saat jam empat.

Nika meraih jam beker Yasfar yang berbentuk bulat menyerupai bola dengan dua kaki kecil berwarna hitam. “Oalah. Kayaknya baterainya habis, deh,” katanya setelah melihat jarum jam tidak berdetak. Nika meletakkan lagi benda elektronik itu dan beralih duduk di sebelah Yasfar.

“Yasfar, bangun ....” Nika mulai menggerakkan lengan Yasfar yang menutupi matanya. “Yas, sholat, yuuu ....”

Yasfar melenguh sesaat. Tangannya sudah beralih ke samping, tetapi matanya masih terpejam rapat. Nika menghela napas panjang sambil menyipit, curiga ia akan kena semprot kalau membangunkan Yasfar. Nika menggaruk kepalanya, bingung.

Belum menyerah, Nika mengetuk kening Yasfar dengan jari telunjuknya, lalu wajahnya mendekat ke telinga Yasfar. Nika pun berbisik, “Wahai Yasfar Hadiatama, sungguh salat itu lebih baik daripada tidur. Tunaikan salat sebelum kamu disalatkan.”

Tubuh Yasfar bergerak spontan sebab tiba-tiba merinding mendapat bisikan seperti itu, ditambah ada embusan angin yang mengenai telinga dan lehernya. Yasfar bergidik ngeri, rasanya seperti mendapat bisikan dari malaikat maut. Yasfar mengerjapkan mata berulang-ulang, mengusap wajahnya gusar, lalu bangun dengan napas terengah.

“Masya Allah, dibisikin surat cinta langsung bangun gitu,” celetuk Nika sambil menahan tawa.

Yasfar menjeling tajam menyadari Nika ada di sampingnya. Ia berdecak keras. “Gue bilang jangan bangunin, gue punya alarm sendiri!”

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang