47. Tentang Kepercayaan

12.3K 962 122
                                    

Selamat malaaaam~

Siapa yang udah nungguin Ayah Yasfar dan Ibu Nika? Komen di sini!!!

Oh ya, sebelum lanjut membaca. Mari kita sempatkan sesaat untuk mengirim doa buat saudara-saudari kita di Palestina. 😊

Fyi, satu chapter ini aku tulis sampai semingguan loh 😭 dimulai sejak jari aku yg sakit dan cuma bisa ngetik pelan-pelan aja, sampai akhirnya otak aku blank. Aku coba buat cicil pelan-pelan, dan yah bisanya selesai sekarang. Jangan minta double update dulu cintakuuu, nikmati dulu yang ini yaahh. Isinya manisss kok 🥰❤️🫶😘

"Untuk bagian bawah, sepertinya lebih cocok pakai rok yang model duyung gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Untuk bagian bawah, sepertinya lebih cocok pakai rok yang model duyung gitu. Solnya mbak ini ramping dan tinggi, kalau mau kelihatan stunning sih, aku rekomendasikan model yang seperti itu. Gimana, Mbak?"

Nika mengamati kliennya yang sedang berpikir. Hampir satu jam mereka berdiskusi tentang kebaya untuk pernikahan. Nika merekomendasikan hampir semua desainnya, tetapi sepertinya belum ada yang cocok dengan kliennya itu. Sesekali, ia melirik jam di dinding, sudah jam empat sore. Kalau Nika tebak, semestinya Yasfar sudah di perjalanan untuk menjemputnya.

Klien perempuan yang duduk di hadapan Nika, menunjuk pada satu gambar desain milik Katsyif Boutique yang tertera di katalog. Sambil tersenyum riang, ia berujar, "Mau yang seperti ini aja, Mbak. Kelihatan elegan, saya suka desainnya."

"Oke, noted. Karena kita udah fitting, saya hubungi lagi nanti buat ngabarin hasil sementaranya, ya, Mbak."

"Baik, Mbak."

Setelah urusan selesai, Nika mengantar kliennya yang akan keluar dari butik. Lantas, Nika tidak langsung masuk kembali, melainkan menerawang ke jalan depan, menanti kedatangan Yasfar. Hal lain yang dilakukan juga bolak-balik menatap layar ponsel dan jam di pergelangan tangannya. Nika menimbang-nimbang, apakah harus menghubungi Yasfar sekarang? Lima menit lagi waktu yang dijanjikan tiba. Andai tidak overthinking dengan obrolan Yasfar dan Deyana yang sempat dilihatnya, mungkin Nika tidak akan secemas ini menunggu kedatangan suaminya.

Akhirnya, Nika mengambil keputusan untuk menghubungi Yasfar setelah sepuluh menit dari jam perjanjian berlalu. Nika menanti panggilannya diterima, tetapi penantiannya tidak mendapat jawaban sampai sekian kali memanggil.

Nika mendadak kesal. Mau tidak mau, ia akan memanggil taksi untuk mengantarnya ke baby shop. Rencana ini sebenarnya tidak ada sebelum aksi mengintip ponsel Yasfar, tetapi karena terlanjur kesal dan Yasfar pun tidak kunjung datang, Nika akan pergi sendiri saja. Ketika waktu menunjukkan lima belas menit keterlambatan, laki-laki yang ditunggu justru datang tiba-tiba, tepat ketika Nika baru keluar dari butiknya. Mereka sama-sama terkejut. Yasfar yang deg-degan karena terlambat, dan Nika yang perlahan bisa menyunggingkan senyuman karena senang Yasfar akhirnya datang.

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang