34: Belum Siap Menerima

9K 807 93
                                    

Haiii Yasfar dan Nika sudah update lagi yaaa 🥰

Aku request 50 komen di sini boleeeh? Makasih banyak ya semuanya <3

Kemarin, sehabis dari butik, Nika pulang ke rumahnya-rumah Yasfar sekeluarga, meminta izin pada mertua untuk menginap di rumah mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin, sehabis dari butik, Nika pulang ke rumahnya-rumah Yasfar sekeluarga, meminta izin pada mertua untuk menginap di rumah mamanya. Tidak ada yang menyadari keadaan Nika karena perempuan itu pintar menyembunyikannya dan terlihat baik-baik saja. Nika hanya beralasan ingin menemani sang mama, mumpung Yasfar sedang tidak di rumah. Jenitha dan Gauri dengan senang hati mengizinkan, paham sekali pasti Fariska merindukan putrinya.

Pagi ini, Nika terbangun lebih cepat dari biasanya. Perempuan yang kini berpiyama motif bunga itu bangun kurang dari jam tiga. Testpack yang Tania belikan kemarin, ia bawa serta ke dalam tasnya. Meskipun menolak keras tentang kehamilan, Nika mendadak kepikiran dan penasaran juga. Mungkin ia memang perlu tes, barangkali memang tidak hamil dan hanya masuk angin.

Sayangnya, harapan Nika dihantam dengan kalender menstruasi, sudah terlambat dari jadwal semestinya. Ingatannya juga terlempar pada aktivitas intim bersama Yasfar yang sialnya lupa disusuli pil yang biasa diminum.

Jantung Nika berdebar-debar cemas. Tes saja belum, tetapi Nika sudah overthinking. Setelah menimbang-nimbang sekian menit, sampai-sampai Nika menahan diri tidak buang air kecil pertama. Akhirnya, Nika memutuskan membawa testpack dan gelas kecil ke kamar mandi.

Dua garis merah terpampang jelas pada strip kecil itu. Tangan Nika bergetar memegangnya, hingga terpaksa melepas alat tes kehamilan itu. Sekujur tubuh Nika bergidik bersamaan dengan jantung yang berpacu cepat.

"A-aku ... hamil?" Suara Nika bergetar ketika mengucapkan itu. Ia menggeleng pelan, masih belum terima dengan apa yang dilihatnya.

Untuk menenangkan diri, Nika buru-buru mandi. Ketika baru keluar dari kamar mandi, ia dikejutkan oleh kehadiran mamanya. Nika tambah terengah-engah karena terkejut. Melihat respons putrinya, Fariska jadi terheran-heran.

"Kenapa, sih? Kayak lihat setan aja, deh."

"Mama, sih, masuk tiba-tiba," balas Nika sebal.

"Habisnya Mama ketuk-ketuk nggak dibuka, ternyata lagi mandi, toh."

Nika menghela napas cukup dalam untuk menenangkan diri. Duduk sejenak di pinggir kasur dengan pikiran yang cukup kalut, tetapi pintar terlihat baik-baik saja.

"Seminggu yang lalu, semua mukena kamu Mama laundry dan simpan di bawah. Nih, Mama bawakan satu," ucap Fariska sambil meletakkan mukena di samping Nika. Tak kama kemudian, Fariska beranjak mendekati lemari Nika yang paling kecil untuk mengambil sajadah. Digelarnya sajadah itu pada posisi biasanya, yaitu di sebelah meja rias Nika. "Salat, ya, azannya udah selesai. Mama juga mau mandi dulu."

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang