Assalamualaikum!
Selamat tahun baru semuanya!
Selamat datang 2024 🥳
Tadinya, chapter ini mau aku publish sebelum pergantian tahun, ternyata nggak sempat selesai ngetiknya hihihiii ~
gapapa yaa, biar Senin pertama di 2024 ditemani Yasfar dan Nika 😍🥰
2700 kata untuk chapter ini.
Seperti biasa, jangan lupa vote dan komen banyak-banyak agar aku semangat buat menyelesaikan cerita ini ♥️🫶
Pada sebuah kursi kain lipat berwarna dongker, ada Yasfar yang sedang duduk bersandar, menghabiskan waktu istirahatnya yang kini ditemani kicauan burung hias peliharaan di taman belakang lokasi pemotretan. Tangan kanannya setia menggenggam ponsel, tangan kirinya memainkan bulu halus di bawah bibirnya. Sementara kedua mata hitamnya tidak lepas menatap layar ponsel. Percakapan grup keluarga sedang terbuka, mereka-yang diawali oleh Jenitha-sedang membicarakan perihal rencana acara tujuh bulanan kehamilan Nika. Sejak awal memantau percakapan itu, air muka Yasfar masih tetap datar dan dingin. Tidak dipungkiri bahwa ia juga amat memikirkan rencana itu, tetapi untuk sekarang, rasanya enggan untuk bergabung dulu.
Sudah dua hari Yasfar mendiamkan Nika. Tidak menghubunginya, tidak mengirim pesan, tidak mengangkat panggilan, tidak juga membalas pesan yang tembus ratusan hingga detik ini-semenjak mengaktifkan kembali ponselnya yang agak rusak akibat dibanting tanpa kendali.
Yasfar tidak bisa mengontrol amarahnya yang bercampur dengan rasa cemburu. Perihal pertemuan Nika yang diam-diam bertemu Faris-tanpa bicara, tanpa izin padanya. Itu tidak bisa diterima oleh Yasfar. Jika memang masih ada kecewa yang Nika pendam untuknya, mengapa tak dibicarakan lagi? Apa bertemu Faris bisa membuat istrinya itu lega? Bukankah Yasfar sudah jelas mengatakaan 'maaf' langsung di hadapan Faris? Apa itu saja masih kurang cukup bagi Nika sampai ia harus bertemu lagi dengan laki-laki itu?
"Sialan!" umpatnya sambil mengangkat kaki kasar-menendang angin. Nyaris pula membanting lagi ponselnya.
Padahal rindunya sudah membendung berat. Setiap saat merindukan sosok Nika. Setiap saat ingin cepat-cepat pulang dan memeluk istri cantiknya. Setiap saat ingin cepat mengakhiri pekerjaan agar bisa pulang menyapa calon bayinya. Namun, berkat foto sialan yang menampakkan sosok istrinya bersama laki-laki yang dibencinya, membuat amarahnya jauh membumbung dibanding dengan rindu yang lama terbendung.
"Gila, gila!" Sebuah seruan diiringi tepuk tangan menyapa pendengaran Yasfar, membuatnya langsung menoleh ke belakang, lalu ke samping-mengikuti pergerakan temannya yang barusan datang. "Emang lo model andalan gue yang paling top, Yas! Gue yang cowok aja nih, sampai nggak berkedip lihat preview pemotretan lo dari hari pertama. Muka lo tuh kenapa setampan itu, sih? Gue kan, jadi pengin juga punya muka kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓
Romance✨ Cerita terpilih untuk Reading List @RomansaIndonesia [ Bittersweet of Marriage - Mei 2023 ] Demi menghindari rasa malu karena gagal menikah dan demi mendapatkan model untuk ide pembuatan desain pakaian laki-laki, Kathanika Syifa memilih Yasfa...