Jangan lupa buat selalu vote dan komen yaaa biar aku semangat lanjut ceritanya :)) kalau berkenan boleh follow juga akun ini :))
Ohya, tolong perhatiannya buat semua pembacaku tercintaa. Jangan panggil aku "min" atau "thor" yaa pliss 😭 panggil aja "kak, fina, kakfin, kak fina." biar kita lebih akrab jugaaa 💗💗
thankyou semuanya~
💫
Yasfar baru saja menyelesaikan salat Subuh pada pukul 05.08 waktu setempat. Suasana kamar begitu sunyi dan tenang dengan cahaya lampu tidur yang temaram. Di atas kasur yang sedikit berantakan, ada Nika yang masih tidur dengan tubuh terbalut selimut tebal.
Yasfar bisa mendengar deru napas Nika yang begitu tenang, pulas sekali perempuan yang semalam malu-malu mau buka penutup kepalanya itu. Yasfar tersenyum geli sebelum mendengkus kasar karena mengingat betapa konyolnya interaksi mereka semalam.
Begini ceritanya.
Selepas Nika mandi dan berganti pakaian, ia bersama Yasfar sudah siap-siap di atas kasur. Mereka berniat tidur. Entah tidur yang bagaimana, tetapi yang jelas, mereka mengambil jarak jauh, Yasfar di pinggir kiri dan Nika di pinggir kanan. Belum lagi mereka saling membelakangi, sibuk pula dengan pikiran masing-masing.
Yasfar merutuk sepanjang waktu sebab lelah menunggu Nika mengeluarkan suara. Iya, maksudnya memang Yasfar butuh ngobrol sebelum tidur, tetapi Nika benar-benar hanya diam.
Yasfar bangkit tiba-tiba, mengubah posisi tidur menjadi duduk. “Argh!” Ia mengacak-acak rambutnya. “Lo, tuh, ajak gue ngomong, kek! Gue nggak bisa tidur di bawah jam dua belas, Nik!”
Nika terkejut sedikit. Cepat-cepat ia memejamkan mata. Niatnya, sih, mau pura-pura tidur. Namun, gelagatnya mudah ditebak Yasfar.
“Gue tau lo belum tidur!”
Nika mendesah sebal sebelum menutup telinga dengan tangan, masih tidak berniat memutar badan. Ia kesal mendengar Yasfar bicara keras-keras. Kenapa, sih, dia teriak-teriak begitu?
“Nika, kalau lo masih diem aja gitu, gue tindih, ya!”
Refleks Nika memutar tubuh dan mengangkat selimut sampai ke atas hidung. Matanya menatap sengit ke arah Yasfar yang sekarang melotot.
Nika membalas dengan suara tenang. “Ngomong, tuh, pelan-pelan aja, Yas.”
Yasfar berdecak. “Gue teriak aja, lo cuekin, apalagi gue ngomong pelan-pelan.” Yasfar meluruskan kedua kakinya dan kedua tangannya bertumpu di belakang. Lehernya digerakkan ke kiri dan kanan. Semua badannya sibuk bergerak. Membuat Nika terheran-heran melihatnya.
“Apa, lo, lihat-lihat?”
“Katanya mau ngobrol?” balas Nika berusaha menahan perasaan kesal.
“Ya, lo yang mulai, dong. Cari topik pembicaraan apa, gitu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓
Romantik✨ Cerita terpilih untuk Reading List @RomansaIndonesia [ Bittersweet of Marriage - Mei 2023 ] Demi menghindari rasa malu karena gagal menikah dan demi mendapatkan model untuk ide pembuatan desain pakaian laki-laki, Kathanika Syifa memilih Yasfa...