14: Kelakuan Yasfar

14.8K 1.2K 104
                                    

Haiiii. Siapa yang nungguin Yasfar-Nika update?

Padahal mau libur sehari, tapi pada nyariin di mana-mana 😂😂 Seneng bangetttt dicariin dan ditagih mulu wkwkw.

Jangan lupa vote dan komen yaah! Makasih semuanya 😘✨

Jangan lupa vote dan komen yaah! Makasih semuanya 😘✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫

Sepanjang melangkah menuju ke pesawat, Yasfar menggenggam tangan Nika dan menuntunnya jalan bersama. Mereka berbincang ringan sebelum akhirnya duduk di tempat masing-masing. Sayangnya, tempat duduk mereka tidak bersampingan. Entah bagaimana Gauri mengurus tiket semuanya hingga Yasfar malah duduk bertiga dengan Renata dan Arawindy. Sementara Nika duduk dengan Dipta dan Bara. Untungnya tidak jauh, mereka satu deret di sayap kiri, dan sama-sama di dekat jendela pesawat.

Setelah mendengar panduan penerbangan tanpa minat, Yasfar menarik ujung rambut Dipta yang duduknya di depan Renata. Refleks Dipta mengaduh dan mengangkat kepala ke arah belakang.

"Sakit, woy! Siapa yang narik rambut gue?"

"Gue," balas Yasfar santai. Dipta sudah mau mengumpat, tetapi Yasfar sudah lanjut bicara, "Tukeran tempat duduk!" pintanya setelah capek-capek menurunkan gengsi.

"Ogah! Gue udah posisi wenak gini."

Yasfar berdecak. "Istri gue di sebelah lo."

"Siapa juga yang bilang istri gue?" timpal Dipta sambil memasang earphone-nya, kemudian mengabaikan Yasfar yang entah bicara apa lagi. Suara musik sudah memenuhi gendang telinganya. Hanya terasa dorongan kuat di balik punggungnya dan ia hanya tertawa, pasti Yasfar pelakunya.

Yasfar menggaruk kepalanya, bingung dan gelisah. Lantas, memilih melempar pandangan ke luar jendela. Sebentar lagi pesawat akan lepas landas dan Yasfar baru ingat memakai sabuk pengaman. Lebih tepatnya, baru berminat memakainya karena tadinya berpikir bisa tukar tempat duduk dengan Dipta.

"Pisah tempat duduk doang, bukan pisah ranjang," celetuk Renata sambil menyiku pundak Yasfar, membuat laki-laki itu langsung menoleh. Mata Renata menyipit, menyelidiki raut wajah sepupunya. "Dih, galau!" ejeknya.

"Sok tau lo," balas Yasfar ketus. "Gue laper, makanya badmood."

Arawindy yang mendengar itu, menyahut, "Laper, Yas? Nih, Tante ada roti, bawa dari rumah, sih." Perempuan baya dengan rambut diikat satu itu merogoh tasnya dan mengeluarkan satu bungkus roti isi cokelat.

"Nggak usah, Tan," tolak Yasfar.

"Ambil aja," balas Arawindy yang sudah melempar pelan makanan itu hingga mendarat di paha Yasfar.

Akhirnya, Yasfar pun tidak menolak lagi. "Makasih, Tan."

Sudah mau membuka bungkusnya, tiba-tiba mata Yasfar menangkap pergerakan Nika melalui sela-sela antar kursi. Yasfar menyorot penuh selidik, kepala Nika dan Dipta terlihat berdekatan. Setelah diintip lebih jelas, rupanya mereka sedang ngobrol. Melihat itu, Yasfar mendorong keras kursi Nika menggunakan lututnya, membuat sang istri terkejut dan menjadi kesal.

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang