11: Lupakan Masa Lalu

12.9K 1.3K 140
                                    

Selamat malam!! Yasfar dan Nika update lagi nih ☺️

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa!

Thankyou 💗💗

Thankyou 💗💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫

Masa lalu adalah masa yang sudah dilewati, masa terdahulu yang sudah berlalu. Setiap orang pasti memiliki masa lalu. Bahkan, sesuatu yang dilakukan, dirasakan, dialami, satu detik yang lalu, bisa dikatakan sebagai masa lalu. Ada masa lalu yang baik, ada juga masa lalu yang buruk.

Beragam perasaan bisa dirasakan ketika membahas atau mengenang masa lalu. Hati akan senang, puas, berbunga-bunga jika masa lalu itu baik dan indah. Namun, jika masa lalu itu buruk atau kelam, seringkali sang pemilik masa lalu lebih berharap bahwa apa yang sudah lewat itu tidak perlu lagi dibicarakan.

Yasfar menimbang-nimbang rasa penasaran Nika terhadap hubungan dirinya dan Kila. Apa Yasfar benar-benar perlu membahasnya dengan Nika? Bukankah pembahasan itu cukup sensitif dan akan sedikit mengganggu?

Yasfar agak jengkel. Capek-capek menutupi semuanya, tetapi sepupunya adalah Renata. Si paling tidak tahan menahan gosip sendirian. Ditambah lagi istrinya yang kepoan. Perpaduan yang klop dan berujung bocor.

Posisi Yasfar kini duduk di pinggir kasur, tepatnya di belakang Nika yang duduk di depan cermin. Sedang melakukan rutinitas memakai skincare di wajahnya, lanjut memakai handbody di bagian leher, tangan, dan kaki. Lengkap. Yasfar hampir hapal urutan pemakaiannya.

“Mau?” celetuk Nika tiba-tiba. Tangannya mengangkat sebuah produk kecantikan yang tidak bisa Yasfar tebak apa isi dan fungsinya.

Si suami menyerngit. “Apa? Pakai itu? Ngapain amat,” balasnya sewot.

“Muka kamu kusut. Aku pikir butuh skincare,” balas Nika santai.

“Emang itu bisa bikin muka aku nggak kusut? Itu krim apa setrikaan?”

“Krim,” jawab Nika meladeni apa adanya. “Mau coba?”

“Nggak, thanks.

Nika mengangkat bahu. “Sama-sama.”

Selimut tebal di atas kasur menjadi sasaran empuk Yasfar untuk mengalihkan diri. Ia menarik selimut itu sambil mengambil posisi tidur. Sekarang seluruh tubuhnya sudah tertutup selimut, hanya ada lubang kecil untuk bernapas.

“Kamu mau tidur?”

“Iya.”

Nika melirik jam dinding. “Tumben cepet? Belum jam dua belas.” Yasfar hanya diam saja, membuat Nika penasaran. Ia sudah selesai dengan urusan skincare. Langsung merangkak naik mencari posisi tidur sambil mendekati Yasfar.

“Kamu beneran mau tidur? Bukannya malam pertama?”

Dari dalam selimut, mata Yasfar terbuka kaget. Jujur saja, setiap kali Nika bicara tentang malam pertama, Yasfar akan syok. Yasfar masih tidak menyangka kalau Nika punya keberanian untuk terus membahas hal dewasa seperti itu.

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang