29: Ungkapan Dari Hati

11.3K 927 116
                                    

Halooo. Ini adalah chapter terakhir yang dulu sudah aku publish. Jadi, mulai chapter 30 dan seterusnya adalah chapter ekslusif yang belum pernah di-publish yaa.

Buat pembaca lama dan pembaca baru jangan lupa ramaikan lagi yaaaa 🤩 agar aku makin semangat menyelesaikan naskah ini.  Makasih banyak yaaaa! ✨🫶

  Makasih banyak yaaaa! ✨🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warn: 18+

***

Tidak hanya Yasfar, rupanya Nika pun menikmati pertemuan bibir mereka yang kini saling membelit satu sama lain. Aura hangat yang menguar dari dalam diri Yasfar dapat dirasakan Nika, membuat bulu kuduknya meremang seketika. Panasnya suhu tubuh Yasfar tak membuat laki-laki itu gentar untuk membawa Nika duduk pelan di ujung kasur.

Nika mendongak, Yasfar menunduk dengan tangan menahan tengkuk Nika agar ciuman mereka tak terlepas. Mata mereka terpejam begitu dalam, makin merasakan kenyamanan di atas pergerakan lidah yang menyeruak masuk ke dalam mulut. Nika mendesis pelan saat merasa tarikan bibir Yasfar cukup keras, membuat Yasfar sadar untuk lebih berhati-hati. Beberapa menit berciuman, Yasfar menyudahi lebih dulu, menatap Nika yang juga sudah membuka mata dan menatap begitu sendu. Yasfar tersenyum tipis dan mengusap bibir ranum istrinya.

"Dua rakaat dulu, ya," ucap Yasfar sangat lembut. Membuat Nika terpaku untuk beberapa saat, kemudian mengangguk diiringi senyuman tulus.

Mereka melakukan salat sunah dua rakaat dan selesai beberapa menit kemudian. Jantung Nika berdegup selama melipat kembali mukena yang memang selalu ada di ruang pribadinya itu. Sementara Yasfar melipat dua sajadah yang mereka pakai barusan.

Seakan mencari ketenangan hati yang mendadak malu, Nika masih menatap ke arah tembok, takut-takut-cemas melihat pada Yasfar yang sudah duduk di ujung kasur. Nika benar-benar belum berani berbalik badan, tetapi rupanya Yasfar lebih dulu mendekatinya. Jemari Yasfar mengusap pipi Nika dari belakang, membuat Nika tersentak, tetapi kemudian hanya bisa diam sambil menahan napas. Ini bukan pertama kali mereka melakukan hubungan intim itu, tapi Nika selalu merasa semua seperti kali pertama, tetap membuat jantungnya berdebar tak menentu.

Dari pipi, kini beralih mengusap rambut hitam dan panjang Nika dengan lembut dan detail. Pelan-pelan, Yasfar tuntun tubuh Nika untuk berbalik dan berhadapan dengannya. Senyuman tipis nan tulus kembali terukir di wajah Yasfar ketika menyadari Nika yang menunduk karena malu. Satu telapak tangan Yasfar jatuh menyentuh puncak kepala Nika, dia memejamkan mata dan membaca doa untuk hal yang akan mereka lakukan setelah ini. Nika pun melakukan hal yang sama, kembali dengan mata terpejam. Sudah, mereka sudah selesai berdoa bersama dalam hati.

Yasfar menggenggam kedua tangan Nika, lalu mengecupnya. Sangat manis. Nika tertegun beberapa saat. "Kamu cantik banget, Nika. Kalau aku bilang aku sayang banget sama kamu, kamu percaya?"

Awalnya Nika ragu dan bingung mau jawab apa, tetapi mulutnya perlahan terbuka untuk menyuarakan apa yang ada di hatinya. "Kalau kamu bilang begitu cuma karena kita bakal berhubungan badan, aku—"

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang