5: Beradaptasi dengan hidup yasfar

13.9K 1.1K 73
                                    

Assalamualaikum, apa kabar semuanya? ketemu lagi sama pasutri ribut kita 😆

Jangan lupa buat selalu vote dan komen yaaa biar aku semangat lanjut ceritanya dan supaya naskah ini bisa dapat hasil memuaskan  :)) kalau berkenan boleh follow juga akun ini :)) Terimakasiiii ^^

Jangan lupa buat selalu vote dan komen yaaa biar aku semangat lanjut ceritanya dan supaya naskah ini bisa dapat hasil memuaskan  :)) kalau berkenan boleh follow juga akun ini :)) Terimakasiiii ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫

Yasfar benar-benar tidur setelah tiba di kamar, membiarkan Nika yang masih beradaptasi dengan kamar yang menurutnya amat membosankan. Seorang Kathanika Syifa sangat mencintai warna-warna di dunia. Tentu tidak lepas juga dari pekerjaannya sebagai fashion designer. Kamar pribadi dan ruang kerja di rumahnya dipenuhi dengan berbagai hiasan dan furniture dengan warna-warna yang selalu Nika perbarui setiap enam bulan sekali. Maka, ketika memasuki ruang kamar Yasfar yang monokrom, Nika sudah jenuh duluan. Selain membosankan, suasananya juga menjadi muram, dan membuatnya tidak bersemangat.

Selama Yasfar tidur, Nika mengusir rasa jenuhnya dengan pergi ke dapur untuk ikut menyiapkan makan malam bersama seorang pembantu paruh baya yang rupanya ibu dari perempuan yang menyambut kedatangan mereka tadi. Nika akhirnya berkenalan dengan mereka, nama ibunya Bu Jihan dan anaknya bernama Kila.

"Mas Yasfar itu suka makan apa aja, yang penting nasinya panas, lauknya hangat dan ada sambalnya. Kalau salah satu aja nggak sesuai, dia nggak selera makan," kata Bu Jihan setelah mencicip kuah sop iga yang masih di atas kompor.

Nika mengangguk paham. Pantesan tadi makannya dua suap aja. Nasinya dingin, lauknya dingin, terus nggak aku kasih sambal pula.

Nika terkikik geli. Berarti memang tadi Yasfar tidak selera makan bukan karena habis berantem dengan sepupunya, tetapi karena dia tidak doyan dengan makanan yang Nika siapkan.

"Mbak Nika pasti syok, ya, masuk kamarnya Mas Yasfar?" tanya Bu Jihan yang kemudian tertawa kecil.

Nika belum menjawab. Ia lebih dulu membantu Bu Jihan mengangkat semua makanan yang sudah siap ke meja makan. Nika duduk di salah satu kursi yang dekat dengan Bu Jihan.

"Iya banget, Bu. Monokrom, ya, ampun, suram banget. Mana dia tidurnya, tuh, matiin lampu dan tutup tirai. Pengap banget rasanya, padahal AC-nya nyala."

Bu Jihan masih bolak-balik mengambil perlengkapan makan, tetapi tetap meladeni Nika. "Emang begitu dia. Katanya tidurnya bisa lebih nyenyak kalau keadaan gelap." Kemudian, ia tersenyum sambil mengusap pundak Nika. "Semangat beradaptasi, ya, Mbak. Namanya menikah, menyatukan dua manusia yang pasti banyak bedanya. Ibu doakan semoga pernikahan kalian selalu diberkahi kebahagiaan."

Entah mengapa, mendengar ucapan Bu Jihan membuat Nika menjadi gamang. Ia sendiri belum tahu tujuan menikah untuk apa selain membutuhkan Yasfar sebagai modelnya dan untuk menjaga nama baik keluarga yang hampir menanggung malu karena tidak jadi menikah dengan calon sebelumnya. Bahkan, Nika juga tidak bisa menebak alasan Yasfar mau menikah dengannya, mengingat sifatnya yang lebih sering marah. Kelihatannya laki-laki itu sangat terpaksa menikah dengannya. Kira-kira bagaimana, ya, Gauri dan Jenitha membujuk Yasfar sampai akhirnya dia mau menikah?

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang