18: Kejutan

13.8K 1.2K 102
                                    


Jangan lupa vote dan komennn🥰


💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💫

Rupanya, Nika belum puas juga setelah setengah jam bermain jetski bersama Yasfar. Saat mereka menepi, datanglah Renata dengan rayuan untuk mengajak Nika snorkeling. Karena kegiatan itu juga menjadi salah satu wishlist Nika, akhirnya ia setuju mengikuti Renata. Dua perempuan itu sudah siap dengan perlengkapan menyelam di tubuh dan kepala. Lantas, mereka menyelam bersama-sama.

Tubuh yang terendam dalam air terasa sangat segar, apalagi air pantainya sangat jernih. Tidak sulit bagi mereka untuk segera menemukan spot bagus untuk menyelam. Berbagai ikan dengan warna-warna yang indah menjadi pemandangan yang menyenangkan, disempurnakan pula dengan terumbu karang dan tumbuhan-tumbuhan.

Pada salah satu spot, nampak beberapa patung yang berbaris melingkar dengan memeluk pasangan masing-masing dalam posisi berdiri. Di bawahnya, ada pula patung dengan posisi tidur menyamping. Nika tersenyum kagum melihat karya indah itu. Ia menyentuh satu per satu kepala patung. Tidak lupa juga ia menyapa ikan-ikan cantik yang mendekat. Rasanya Nika ingin mengabadikan momen itu dalam bentuk foto atau video. Sayangnya, ia tidak kepikiran membawa ponselnya.

Nika menikmati kegiatan menyelam itu, sangat relaks. Tidak sadar kalau Renata sudah tidak bersamanya. Tiba-tiba, Nika tersentak saat merasakan ada yang melingkar di pinggangnya, ada yang memeluknya. Tidak mungkin, kan, Renata yang tiba-tiba memeluknya?

Nika spontan memutar badan dan naik ke permukaan. “Yasfar!” pekiknya setelah tahu siapa orang di belakangnya.

Yasfar menyengir tanpa beban, posisi tangannya masih memeluk dari belakang. “Maaf bikin kaget. Kamu, sih, nggak nungguin aku ngopi bentar.”

“Kelamaan, sih.”

Tawa kecil keluar dari mulut Yasfar sebelum mengeratkan pelukan dan meletakkan dagu di pundak Nika. “Ini oke?”

“Apanya?” tanya Nika bingung.

“Aku peluk gini, oke?”

“Nggak masalah,” jawab Nika santai, padahal jantungnya sudah berpacu begitu cepat. “Eh, tapi Renata mana?”

“Tuh!” Yasfar menunjuk dengan dagu, mengarah pada satu titik di mana tampak Renata dengan seorang turis laki-laki. “Gayaan banget, tuh, anak pedekate sama bule.”

Nika tertawa kecil. “Biarin aja kali. Cocok, tuh, kelihatannya.”

Yasfar mengabaikan obrolan tentang Renata dan bulenya itu. Yasfar memutar badan Nika agar mereka saling berhadapan. Tangan Yasfar sudah tidak memeluk pinggang, tetapi memegang dan mengusap-usap kedua pundak Nika.

“Nggak dingin apa?” tanyanya.

“Dikit, sih,” balas Nika pelan.

“Udahan, yuk? Kita ke kamar.”

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang