24: Berharap Diperhatikan

10.7K 950 61
                                    

Haiiii! Yasfar dan Nika update kembali. Ada kah yang menunggu kelanjutan rumah tangga pasutri kita yg satu ini? 🥹🥹

Yang baca jangan lupa vote dan komen banyak-banyak yaaa💖🫶

Terima kasih!

Terima kasih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh, itu toh calonnya Deyana,” celetuk Yasfar ketika dirinya bersama Nika baru saja sampai di rumah dan langsung memasuki kamar.

“Iya. Kamu kenal?” balas Nika bertanya.

“Nggak.”

Nika bergeming karena sibuk meletakkan barang-barangnya, seperti tas, heels, dan sekaligus membuka jilbabnya di depan cermin. Dari belakangnya, Yasfar menatap istrinya.

“Kamu kenal, Cil?” tanyanya berusaha santai. Kejengkelan saat di butik tadi berhasil ia padamkan.

“Nggak juga.”

Yasfar berdecak pelan, tetapi dongkol setengah mati. Sialan. Bisa-bisanya ia dan Nika sama-sama berbohong begini. Nika juga pintar sekali bersikap tenang sekarang, padahal tadi rasanya seperti tertangkap basah selingkuh. Yasfar pun berhasil meredakan amarah demi terlihat biasa saja di depan Nika dan Deyana sekaligus.

“Kamu mau dateng ke acara tunangannya?”

Nika sudah selesai menghapus make up dan hanya tinggal berganti pakaian saja. Namun, sebelum itu, ia memutar badan untuk berhadapan dengan Yasfar.

“Dateng, kan kita diundang.” Nika tersenyum tipis. “Dia juga, kan, nyewa gaun di aku buat pernikahannya. Masa nggak dateng ke acaranya?”

“Kalau kamu dateng sendiri nggak apa-apa?”

Nika mengernyit bingung. “Kenapa? Kamu nggak mau dateng?”

“Bukannya nggak mau, tapi kayaknya aku ada jadwal pemotretan di tanggal itu.”

“Oh, oke,” putus Nika sebagai akhir obrolan singkat mereka. Iya, tadinya tidak ingin bicara lagi. Namun, melihat Yasfar yang merebahkan badan di kasur sebelum melepas sepatu, membuat Nika spontan mendelik. “Buka sepatu, ganti baju, cuci muka, cuci kaki dan tangan, baru tiduran.”

Tidak ada perintah untuk mandi karena masih pagi menuju siang. Aroma parfum di tubuh Yasfar yang menempel sejak pagi juga masih bisa tercium. Nika cuma kesal dengan kebiasaan Yasfar yang suka tiba-tiba naik kasur tanpa bebersih lebih dulu.

Apakah Yasfar mendengar perintah istrinya? Sebenarnya, sudah nyaris terlelap, tetapi suara Nika membuatnya terusik. Ada yang ia pendam sejak beberapa menit lalu.

Dengan mata yang masih terpejam, Yasfar menggerutu dalam hati, Nyenyenye. Bukan itu yang mau gue denger. Harusnya, tuh, kasih gue penawaran kek biar tetap bisa dateng sama lo ke acaranya Deyana. Misalnya, 'Gimana kalau ke acara Deyana dulu, baru pemotretan? Atau, pemotretannya bisa sebentar aja nggak biar kita bisa sama-sama ke acaranya Deyana?' gitu. Ini malah cuek-cuek bae. Sengaja ya lo biar puas liatin Faris tanpa ada gue.

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang