3: Kesabaran setipis tisu

18.8K 1.4K 112
                                    

Jangan lupa buat selalu vote dan komen yaaa biar aku semangat lanjut ceritanya :)) kalau berkenan boleh follow juga akun ini :))

Jangan lupa buat selalu vote dan komen yaaa biar aku semangat lanjut ceritanya :)) kalau berkenan boleh follow juga akun ini :))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫

"Pindah dulu, Yasfar. Ishh!" Nika mendesah kesal. Susah sekali membangunkan suaminya yang kembali tidur sehabis salat. Mati-matian Nika mendorong tubuh Yasfar agar menyingkir dari kasur, tetapi memang bobotnya luar biasa! Nika sampai terengah-engah dan hanya bisa mendengkus sekarang. "Yas ... ini bed cover-nya mau diganti, loh," lanjutnya dengan suara dilembut-lembutkan.

Nika benar-benar risi sekaligus malu. Masalahnya, kasur yang ditempatinya sekarang jadi terkena bercak darah datang bulannya yang tembus. Saat bangun dan menyadari kasurnya kotor, Yasfar sudah lebih dulu terlelap di sebelahnya. Lantas, Nika menghubungi pihak hotel sambil mencoba membangunkan Yasfar. Namun, laki-laki itu tidur seperti batu saja.

Yasfar masih tidak bergerak sama sekali. Suara ngoroknya memenuhi semua sisi kamar tersebut. Nika meringis saat menoleh ke arah pintu sebab seorang housekeeper sudah menunggu sejak beberapa menit lalu. Duh, Yasfar bikin malu saja!

"Mas, boleh minta tolong?" tanya Nika dengan sopan.

"Ya, Mbak? Apa yang perlu dibantu?"

Sesaat, Nika melirik sinis ke arah Yasfar. "Bantu dorongin suami saya, Mas."

"Eh, dibangunin maksudnya, Mbak?"

Nika menggeleng cepat. "Susah kalau dibangunin, Mas. Dorong aja ke lantai."

"Aduh ... gimana, ya, Mbak. Nggak sopan. Saya nggak berani," kata si housekeeper sambil menggaruk telinga. "Mending suaminya dicium aja, Mbak, pasti ntar bangun."

"Cium?" Nika berpikir sejenak, mempertimbangkan saran itu. Hm, tidak buruk menurutnya. Melihat Yasfar tidur nyenyak begitu malah membuat Nika merasa sepi karena biasanya suara Yasfar yang galak dan cerewet itu selalu memenuhi pendengaran. "Mas, balik badan dulu, ini adegan suami-istri tidak untuk dipertontonkan," kata Nika sambil menyengir.

Laki-laki pekerja hotel itu menurut, memutar badan menghadap ke pintu. Sementara Nika mengamati wajah Yasfar yang sedang tidur. Posisi laki-laki itu terlentang, jadi Nika bisa melihat wajahnya secara keseluruhan. Jari telunjuk Nika menyentuh pelan-pelan janggut yang menjadi salah satu daya tarik suaminya. Geli-geli gimana gitu saat disentuh. Nika sampai terkikik gemas.

"Ini kalau iseng ditarik-tarik pasti bakal lebih seru, ya?" Ide itu benar-benar menarik dan menggelitik sisi jail Nika.

Nika serius melakukan itu. Jari-jari Nika mulai bergerak menarik sedikit demi sedikit janggut Yasfar. Awalnya tidak ada respons, tetapi lama-lama, Yasfar terusik dan menggeram marah, sementara matanya masih tertutup rapat.

Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang