Selamat pagi!!!
Siapa yang masih setia menunggu cerita ini?
Yuk jangan lupa vote dan komen banyak-banyak yaaa ☺️🫶✨
Selama Yasfar meeting di salah satu ruangan, Nika memilih untuk menikmati camilan di kantin gedung agensi tersebut. Banyak yang menyapanya, sekadar halo ataupun sesaat duduk bersamanya untuk bincang-bincang ringan.
Setelah meeting selesai. Diana mengajak Yasfar dan Nika ke ruang wardrobe. Di sana, Diana mempersilakan Yasfar untuk mencoba salah satu koleksi yang akan ia tampilkan saat event Muslim Fashion Festival mendatang. Awalnya Nika ragu untuk ikutan, mengingat itu adalah privasi produksi designer lain—alias produk yang belum launching. Namun, rupanya Diana sama sekali tidak masalah jika Nika ingin melihat. Jadi, dengan senang hati Nika memperhatikan kegiatan Yasfar di sana. Beberapa kali berdecak kagum dengan hasil karya Diana yang sangat cocok dengan Yasfar.
Hm, Nika jadi tidak sabar dengan rancangannya yang akan Yasfar kenakan nantinya.
Selesai sudah urusan mencoba busana. Nika dan Diana melangkah bersama dari ruangan wardrobe sambil bergandengan tangan. Mereka memang seakrab itu ketika bertemu secara langsung. Sepanjang melangkah, Nika tidak habis-habisnya mengusap lengan Diana, sebagai bukti bahwa ia sangat kagum.“Mbak, aku takjub banget. Desain Mbak Diana itu nggak pernah gagal, deh! Dilihat dari keunikan motifnya aja, aku udah bisa lihat potensi yang baik buat busana-busana Mbak Diana.”
“Ya, begitu, Nik. Pengalaman adalah guru terbaik. Aku belajar dari pengalaman. Pengalaman sendiri ataupun orang lain.”
“Setuju, sih, Mbak. Kita emang perlu banget belajar dari pengalaman, menyatukan hal-hal yang baik dan memperbaiki yang salah.” Senyum Nika tersungging hangat. “Omong-omong, makasih banyak loh, Mbak, udah mau nge-spill ke aku busana yang bakal Mbak tampilkan besok. Harusnya kan bisa jadi surprise, eh malah tau duluan.”
Diana tertawa kecil. “Santai aja lah, Nik. Lagian cuma spill satu busana, buat suamimu juga. Coba kalau bukan istrinya Yasfar, sih, buat apa aku kasih lihat.”
Si pemilik nama pun menyusul dari belakang dan menyahut, “Oh, jadi tadi itu privilege sebagai istrinya Yasfar Hadiatama, ya?” katanya sambil tersenyum jemawa.
“Pede banget, huuu,” ejek Nika sambil memajukan bibir, membuat Yasfar tergelak melihatnya.
Dua perempuan itu kembali berbincang sambil melangkah untuk keluar dari gedung. Yasfar mengikuti langkah mereka dengan menautkan kedua tangan di belakang tubuhnya. Ada seulas senyuman yang terbit di wajahnya. Selalu ada titik kagum setiap melihat Nika menyatu dengan profesinya, benar-benar berbeda dengan Nika yang kadang menyebalkan dan bikin kesal. Yasfar menyaksikan langsung obrolan Nika dan Diana tentang desain dan pekerjaan mereka. Sangat mengalir dan profesional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah [Completed & Segera Terbit] ✓
Romance✨ Cerita terpilih untuk Reading List @RomansaIndonesia [ Bittersweet of Marriage - Mei 2023 ] Demi menghindari rasa malu karena gagal menikah dan demi mendapatkan model untuk ide pembuatan desain pakaian laki-laki, Kathanika Syifa memilih Yasfa...