38

659 74 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌


•••

Hari yang di tunggu pun tiba.

Hari ini adalah hari penting, dimana dalam beberapa jam lagi Jaemin dan Minjeong akan resmi menyandang status sebagai pasangan suami istri.

"Duh, ibu, rasanya aku sangat gugup" Ucap Jaemin.

"Kau merasa gugup ? Padahal kan ini bukan pertama kalinya" Jawab ayah.

"Ishh.."

Ibu terkekeh. "Tenanglah sayang, semuanya pasti berjalan lancar. Sekarang tenangkan diri mu dan bersiaplah. Kita harus segera pergi, dan kau akan merapikan diri mu di sana"

Jaemin mengangguk, kemudian dia segera berbalik dan melangkah pergi ke kamarnya. Tapi saat melewati pintu, dia berpapasan dengan Jeno yang sudah rapi.

Jeno tersenyum tipis. "Kau siap untuk hari ini ?"

"Em...ya"

"Ngomong-ngomong soal hadiah pernikahan, besok lusa hadiahnya akan dikirimkan ke apartemen kalian"

"Kau benar-benar mengirimkan kulkas seperti yang Minjeong inginkan ?"

Jeno mengangguk. "Persis, jadi aku harap kalian menyukainya"

"Baiklah, terima kasih banyak"

Setelah Jaemin pergi, Jeno pun masuk dan menghampiri orang tuanya.

"Kau baik-baik saja ?" Tanya ayah.

Jeno yang tentu mengerti maksud dari pertanyaan ayahnya itu mengangguk. "Iya ayah, aku baik-baik saja kok"

"Kalau begitu, kapan kau akan menyusul saudara mu lagi, huh ?"

"Aishhh!! Kau ini, jangan menyuruh putra mu untuk cepat-cepat menikah" Sahut ibu.

"Aku kan hanya bermaksud bercanda, kalau mau cepat menikah juga tidak apa-apa"

"Ya, tapi kali ini Jeno harus lebih hati-hati dalam memilih pasangan. Karena sekarang dia sudah lebih paham bagaimana pentingnya menjaga hubungan pernikahan"

"Kau benar" Ayah pun menoleh ke arah Jeno. "Santai saja, ayah tidak akan menyuruh mu cepat-cepat menikah lagi kok"

Mendengar perkataan sang ibu membuat Jeno agak menundukkan kepalanya. Apa yang ibunya ucapkan, itu sangatlah benar.

"Sudah, tidak perlu dipikirkan" Kata ibu sembari menepuk lengan kanan Jeno dan berlalu pergi dari sana.

•••

Selagi menunggu Jaemin dan kedua orang tua nya bersiap, Jeno memilih untuk duduk di kursi yang ada di depan rumah. Sembari menatap tanaman yang ada di sana, pikiran Jeno kembali kacau.

Dia jadi kembali mengingat masa lalunya.

Sebelum menikah, dirinya selalu bertukar cerita dengan Jaemin. Bahkan dia mengatakan bahwa dirinya tidak ingin menikah dalam waktu dekat.

"Jeno-ya, bagaimana jika dalam waktu dekat aku segera melamar Jimin ?"

"Huh ? Kau sudah berniat untuk mengajaknya ke jenjang yang lebih serius ?"

Jaemin mengangguk. "Aku mencintai Jimin, dan dia juga mencintai ku. Bukankah itu sudah cukup ?"

"Tapi kau benar-benar sudah siap untuk menjalani kehidupan sebagai seorang suami ? Kehidupan pernikahan tidak se-simple pacaran"

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang