51

451 59 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Bersama Jimin, sisi Jeno kecil lebih sering terlihat. Sisi lemahnya sudah sering dilihat oleh wanita itu.

Malam ini rasanya Jeno benar-benar tidak ingin membiarkan Jimin pergi dari hadapannya lagi.

"Ji, bagaimana menurutmu ? Aku orang yang seperti apa ? Apa di matamu aku terlihat lemah ?"

Saat ini mereka sedang duduk bersampingan di atas rumput dan sedikit berjarak. Tatapan mereka sama-sama mengarah ke depan.

"Tidak. Kau orang yang kuat. Ya...meskipun memang terkadang kau sering terlihat putus asa. Tapi itu wajar kok. Setiap orang memiliki masalah masing-masing di waktu yang berbeda. Mungkin saat ini kau sedang dalam fase dititik terendah mu, jadi menyerah bukan berarti lemah. Kau hanya butuh waktu untuk kembali bangkit dan mendapatkan kepercayaan dirimu lagi"

"Ji" Gumam Jeno yang kini menatap Jimin yang juga menatapnya. "Ayo menikahlah denganku!! Aku akan pastikan kau bahagia dalam pernikahan ini"

"Je, orang tua--"

"Untuk sekali saja, aku ingin bersikap egois. Kumohon Ji, ayo menikahlah denganku. Setelah itu kita pergi dari sini dan tinggal berdua saja. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun yang ingin merusak rumah tangga kita"

"Je..."

"Aku membutuhkanmu" Lirih Jeno sembari menyandarkan kepalanya pada pundak Jimin.

•••

"Iya ibu, semuanya baik-baik saja" Ucap Minjeong pada ibunya ditelepon.

"Sehat-sehat ya ? Jaga dirimu dengan baik. Bagaimana pun, kau harus menjaga bayimu dengan sangat baik. Cucu ibu harus sehat..."

Minjeong tersenyum. "Ibu tidak perlu khawatir. Aku yakin kali ini semuanya akan baik-baik saja. Sekarang aku tidak sendiri, ibu. Saat ini aku punya suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap anakku ini"

Di sana ibunya menghela nafas pelan. "Ibu jadi rindu Minkyu. Ibu benar-benar sangat merindukannya"

Minjeong pun menunduk sembari satu tangannya yang lain mengusap perutnya. "Ibu... Minkyu pasti senang karena akan punya adik kan ?"

"Tentu saja. Tapi sayangnya, dia tidak bisa bermain dengan adiknya"

Saat ini Minjeong sedang duduk di sofa ruang tengah sembari menatap foto Minkyu yang terpajang di ruangan itu. "Putraku...sudah bahagia di sana"
"Aku berharap kalau dia masih ada disini, bersamaku..."

"Sudahlah sayang, jangan bersedih lagi ya ? Minkyu tidak akan suka jika kau terus menangisi kepergiannya"

"Tapi ibu--"

"Jangan terlalu larut dalam kesedihan, ya ? Sekarang kau sedang hamil, jadi jangan memikirkan hal yang akan memperburuk suasana hatimu. Ingatlah, ada bayi yang sangat menantikan untuk dilahirkan dengan sehat di dalam perutmu sekarang"

"Ini sudah malam, jadi istirahatlah, jangan bergadang. Minkyu juga tidak akan mengizinkanmu untuk bergadang jika dia masih ada"

"Ibu..."

"Cepatlah tidur, jaga diri kalian baik-baik yaa~"

Setelah telepon itu selesai, Minjeong menghela nafas. Kemudian dia memfokuskan pandangannya hanya pada foto Minkyu yang terpajang.

"Ibu~"

"Iya sayang, ada apa ?"

"Ikan"

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang