49

427 63 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA.. 👌

•••


"Jae, kapan kau pulang ?"

Saat ini Minjeong tengah berada di dapur sembari menelepon suaminya. Sejak tadi ia merasa pusing karena kompornya tidak mau menyala. Padahal ia belum selesai memasak makanan untuk makan malam.

"Ini sudah mau pulang kok, ada apa ?"

"Cepatlah pulang. Aku tidak tau kenapa kompornya tidak mau menyala"

"Eoh ? Kenapa ? Apa ada sesuatu yang terjadi ?"

"Aku tidak tau. Kompornya tiba-tiba mati saat aku sedang memasak"

"Baiklah. Aku akan segera pulang. Kau sedang memasak apa memangnya, hm ?" Sembari terus bicara di telepon, saat ini Jaemin sedang pergi menuju parkiran kantornya.

"Aku ingin membuat bibimbap dan kimchi jjigae. Tapi bahkan sebelum aku membuat kimchi jjigae nya, kompor itu sudah lebih dulu mati"

Jaemin terkekeh. "Jadi kau baru selesai menyiapkan semua bahan untuk bibimbap nya ?"

"Iyaa"

"Kalau begitu aku beli saja kimchi jjigae nya di luar ya ?"

"Baiklah, ide yang bagus. Jika membuat sendiri, tidak tau akan sempat atau tidak. Kita mungkin akan kelaparan sampai malam jika ternyata masalah pada kompornya agak serius"

Lagi-lagi Jaemin terkekeh. "Baiklah. Kau ingin menitip sesuatu yang lain ?"

"Em...tidak usah. Aku hanya ingin kau cepat sampai rumah"

"Baiklah, aku akan cepat sampai"

"Hati-hati yaa"

"Tentu saja. Karena dirumah ada yang merindukan ku, jadi aku harus pulang dengan hati-hati tanpa terluka"

"Siapa juga yang merindukan mu"

"Tentu saja anak ku"

Minjeong berdecak. "Sudah cepat ah, aku lapar"

"Baiklah sayang~"

•••

Tepat saat pukul 7 malam, Jimin sudah sampai di kafe Hana sesuai dengan permintaan ibunya Jeno. Ia bahkan tidak mempersiapkan apapun untuk pertemuan ini, karena ia baru selesai bekerja dan langsung pergi ke sini.

Sejujurnya, Jimin amat sangat gugup dan takut. Secara tiba-tiba mantan mertuanya itu mengajak bertemu. Padahal selama ini tidak pernah ada interaksi lagi di antara keduanya.

Dan selagi menunggu, ia memesan minuman untuk dirinya dan juga mantan mertuanya. Ia memesan yang seingatnya, itu adalah minuman kesukaan sang mantan mertua jika pergi ke kafe atau restoran.

Tanpa menunggu terlalu lama, akhirnya yang di tunggu tiba.

"Selamat malam tante"

Ibunya Jeno mengangguk. "Maaf membuat mu menunggu"

"Tidak apa-apa tante, aku juga belum lama kok"

Dan saat itu muncullah seorang pelayan yang mengantarkan minuman yang sudah dipesan oleh Jimin.

"Silahkan di minum, tante" Ucap Jimin.

"Terima kasih"

Setelahnya keadaan di antara mereka hening. Keduanya bingung untuk bicara apa. Jimin yang gugup, dan ibunya Jeno hanya memperhatikan wanita itu.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang