47

574 72 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA.. 👌

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Setelah beberapa waktu ke belakang sibuk berpikir dan juga bicara dengan Jimin, hari ini Jeno memutuskan untuk berkata jujur pada orang tuanya. Dan ya, tentu mereka terkejut dan tidak menyangka.

"Bagaimana bisa kau mencintainya ?!"

"Ibu--"

"Dimana otak mu ? Bagaimana bisa kau sampai berpikir tak apa jika mencintainya ?"

"Tapi ibu--"

"Dia bukanlah wanita yang baik, kau tau itu!"

"Dia wanita yang baik, ibu. Dia--"

"Ibu tak suka padanya. Dia telah melakukan hal kotor dan membuat kekacauan. Jadi--"

"Bukankah itu sama saja dengan ku, ibu ? Aku adalah partner nya dalam melakukan kesalahan itu. Dan...aku yang lebih bersalah disini. Jadi tak ada salahnya kan--"

"Ibu benar-benar tidak habis pikir dengan cara pikir mu itu! Kau adalah putra keluarga ini, sedangkan dia hanyalah orang lain"

"Ibu bisa memaafkan ku, jadi ibu juga pasti bisa memaafkannya kan ? Itu tak sulit kok bu, aku mohon.."

Tidak mau membuat istrinya naik darah, suaminya menepuk pundaknya pelan, dan kini ia yang beralih bicara. "Dengar nak, ini adalah dua hal berbeda. Kau mencari pasangan, itu sama saja dengan mencari putri baru untuk kami. Dulu, kami memang tak ada masalah dengan wanita itu, bahkan kami juga menyukainya. Tapi hal terakhir yang terjadi itu memberikan kesan yang sangat buruk"

"Perselingkuhan bukanlah hal yang dibenarkan. Dengan siapapun kau melakukannya, di sengaja ataupun tidak, itu sangat salah. Kau di maafkan dan masih diterima disini, karena kau adalah putra dari keluarga ini. Kau adalah darah daging kami. Tapi Jimin, siapa dia ? Dia hanyalah seorang wanita yang sudah membuat kami hanya mempunyai kesan yang buruk terhadapnya"

"Dia bukanlah wanita yang baik. Carilah wanita lain, jangan dia"

"Tapi ayah--"

"Apa kau tidak merasa malu ?" Ujar ibu tiba-tiba. "Apa kau tidak ingat apa yang kau perbuat di masa lalu ?"

"Saat itu kalian sama-sama sudah menikah, dan kalian berdua melakukan hal kotor itu. Hal yang membuat pernikahan kalian juga hancur. Dan sekarang, dengan mudahnya kau meminta restu ? Dua orang pelaku perselingkuhan...sekarang ingin menikah ? Sudah cukup membuat reputasi keluarga kita hancur, jangan menambahnya lagi"

"Ibu...ayah..." Lirih Jeno pelan sembari menatap kedua orang tuanya bergantian. "Kalian ingin melihat ku bahagia kan ?"

Sontak emosi sang ibu meluruh, dan ia langsung mendekati putra sulungnya itu. "Jeno...ibu tentu ingin melihat mu bahagia, sayang. Setiap ibu pasti menginginkan kebahagiaan anak mereka, begitu juga dengan ibu"

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang