Hal yang dirindukan oleh Minjeong ketika repotnya memiliki seorang anak, kini ia merasakannya lagi. Tapi kali ini bukan hanya satu, melainkan dua orang anak, yang saat ini sudah berusia 3 tahun.
Memiliki anak kembar memang menyenangkan. Tapi terkadang keributan di antara mereka terlalu merepotkan.
"Ini punyaku!" Ucap Jeongmin.
"Itu punyaku juga" Jawab Minjae.
Jeongmin menggelengkan kepalanya. "Ayah beli untukku"
"Untukku juga"
"Tidak boleh! Pokoknya tidak boleh!"
Alhasil mereka berebut pensil warna yang dipegang oleh Jeongmin. Bahkan Jeongmin sampai memukul kepala adiknya itu dengan tangan. Dan itu berakhir membuatnya menangis.
"Huwaaa! Ibuuu~" Rengeknya.
Minjeong yang sedang sibuk memasak, mau tak mau segera menghampiri ke ruang tengah untuk mengecek situasinya.
"Eh ? Minjae kenapa, hm ?"
"Jeongmin memukul ku"
"Mana yang sakit ?" Tanya Minjeong kemudian mengusap kepala Minjae. "Sudah tidak apa-apa kan ?"
"Jeongmin jahat"
Minjeong menghela nafas sembari menatap Jeongmin. "Jeongmin, kenapa kau bersikap kasar ? Sudah ibu bilang jangan menyakiti adikmu"
"Tapi ini punyaku!"
"Ayah membelinya untuk kalian berdua loh. Kenapa harus bertengkar ? Kalian kan bisa memakainya bergantian. Warna lain juga ada banyak, kalian bisa pilih yang mana saja"
"Tapi ini punyaku semua"
Rasanya kepala Minjeong mulai pening. Terkadang ia ingin mengeluarkan semua emosinya ketika melihat pertengkaran kedua anaknya itu. Tapi dia selalu menahan karena prinsip mereka berdua tidak ingin ada kekerasan pada anak-anak mereka.
"Jeongmin, apa kau lupa apa kata ayah ? Kalian ini kakak beradik, jadi jangan bertengkar hanya karena masalah sepele. Ayah membeli semua ini untuk kalian mainkan berdua. Kalian harus berbagi. Lagipula ini hanya mainan, bukankah kalian bisa bergantian ?"
"Tapi ibu--"
"Jeongmin pelit!" Ucap Minjae kemudian segera pergi ke kamar.
Sudah menjadi kebiasaan Minjae yang selalu menyendiri setelah bertengkar dengan saudaranya itu. Jadi kali ini Minjeong akan membiarkannya sebentar selagi ia bicara dengan Jeongmin.
"Sini sayang, duduk disini" Kata Minjeong sembari menepuk pahanya.
Ia pun mengusap kepala Jeongmin begitu ia duduk dipangkuannya. "Jeongmin, apa pernah ibu dan ayah memukul mu ?"
Jeongmin menggelengkan kepalanya.
"Lalu kenapa kau memukul Minjae, hm ? Ibu dan ayah tidak pernah mengajari kalian untuk memukul orang lain. Lagipula, dia adalah adikmu. Kau tidak kasihan ? Dia jadi menangis karena sakit"
"Semua mainan ini milik kalian bersama, jadi kalian harus menggunakannya bersama-sama. Kalian juga bisa bergantian jika ingin menggunakan barang yang sama"
Ia terdiam beberapa saat sembari menatap Jeongmin yang hanya diam tak menjawab. Ia tak tau nasihatnya ini sudah bisa diterima dengan baik atau tidak. Setidaknya dia sudah menjelaskan.
"Lanjutkan saja menggambarnya, ya ? Ibu mau bicara dengan Minjae dulu" Kata Minjeong sembari mendudukkan Jeongmin di lantai. "Ayah mu juga akan pulang hari ini"
"Ayah pulang ?"
Minjeong mengangguk. "Tunggu ya, saat ini ayah sedang dalam perjalanan"
"Iya ibu"
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED
Fanfiction~COMPLETE~ "Pengkhianatan yang paling menyakitkan itu biasanya berasal dari orang terdekat" Dan ya, kini aku setuju dengan kalimat itu. Highest rank : #1 - karina [12-01-2023] #1 - yujimin [21-05-2023] #1 - jaeminjeong [24-09-2023] #2 - minjeong [31...