55

455 51 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA.. 👌

•••

Ketika Jaemin sampai dirumahnya, yang ia cari pertama kali adalah keberadaan sang istri. Ia merasa khawatir karena sejak tadi ia berusaha menelepon, tapi tak terhubung karena ponsel milik Minjeong mati.

"Sayang, kau dimana ?" Panggil Jaemin ketika dia tak menemukan Minjeong di ruang tengah.

Ia mencari ke dapur, kamar tidur, lalu kamar mandi, tapi tak menemukannya juga.

"Min--" Ucapannya terhenti ketika melihat pintu kaca balkon terbuka, dan ia bisa melihat ternyata Minjeong sedang duduk bersantai di luar sana.

Ia menghela nafas lega kemudian pergi mendekatinya.

Hari sudah mulai malam, walau sekarang baru pukul 7 malam, tapi cuaca sudah mulai dingin.

"Heyy, kenapa diam disini ? Baju lengan pendek pula, nanti kau sakit" Ucap Jaemin ketika menyadari Minjeong hanya memakai baju lengan pendek.

Minjeong sedang dalam posisi punggung yang bersandar dan kaki yang berselonjor dengan mata yang tertutup. Tapi Jaemin tau, dia tidaklah tidur walau pertanyaannya tak dijawab.

Ia pun segera kembali ke dalam dan pergi mengambil sebuah syal untuk menghangatkan tubuh istrinya.

"Pergilah" Ujar Minjeong dengan mata yang masih tertutup ketika Jaemin hendak menutupi tubuh bagian atasnya dengan syal.

"Ini dingin loh, nanti kau bisa sakit"

"Aku tidak apa-apa"

"Sayang--"

"Biarkan aku sendiri, jangan ganggu aku dulu"

Jaemin terdiam sembari menatap istrinya yang masih tidak mau membuka mata dan menatapnya. Jika sudah seperti ini, maka hanya satu hal. "Kau marah ?" Tapi tak ada jawaban yang ia dapatkan.

"Ayo katakan padaku, kau benar-benar marah padaku ? Kau marah karena aku pergi hari ini, hm ?"

Ia menghela nafas pelan ketika Minjeong sama sekali diam tak berkutik. Ia pun mendekat dan langsung bertekuk lutut di samping istrinya.
"Sayang, bukankah aku sudah pernah mengatakannya ? Jika ada keluhan atau sesuatu yang membuatmu tak nyaman, maka katakanlah padaku. Jika aku melakukan kesalahan, maka tegur aku sampai aku sadar kesalahan yang telah aku lakukan"
"Jadi, ada apa ? Kau pasti marah karena aku pergi bekerja hari ini ya ? Aku--"

"Akhir-akhir ini kau juga lebih mementingkan pekerjaan mu daripada aku..."

"Sayang...aku minta maaf soal itu. Kau tau saat ini di kantor sedang ada masalah yang cukup serius, jadi kami harus bekerja lebih ekstra agar masalahnya bisa lebih cepat teratasi"

"Kau bohong!"

"Soal apa ?"

"Pasti ada alasan lain kau melakukan itu kan ? Kau sengaja memilih pekerjaan dan menghindari ku"

"Apa maksudmu ? Hanya itu alasan ku. Jika tidak penting, sudah pasti aku akan lebih memilih untuk menghabiskan waktu ku bersamamu saja"

"Tidak. Aku mau kau mengatakan yang sejujurnya, jujurlah dari lubuk hatimu yang paling dalam. Apa yang tidak kau katakan dengan jujur padaku ?"

"Apa ? Heyy.. Aku tidak menyembunyikan apapun loh. Sebenernya apa ? Tak ada hal lain juga yang aku lakukan selain bekerja. Kau boleh menelepon--"

Kedua mata Minjeong pun terbuka dan kini ia menatap suaminya. "Bukan itu"

"Lalu apa ?"

Selama beberapa saat Minjeong hanya terdiam sembari menatap suaminya yang masih terlihat bingung dan penasaran. Kedua tangannya langsung menyentuh dan mengusap perutnya perlahan, dan tanpa di sangka, air mata menetes.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang