12. Khawatir?

1.7K 189 27
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu

Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk 🥰


~SELAMAT MEMBACA~

"Hilang di bawa angin," balas Ziya dengan cengiran khasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hilang di bawa angin," balas Ziya dengan cengiran khasnya.

Azzam menghela nafasnya panjang, dirinya melihat sekelilingnya untuk mencari angkutan umum.

"Pulang."

Ziya terkejut, dirinya menggelengkan kepalanya. Belum ada satu jam dirinya keluar dan tiba-tiba di suruh pulang?

"Verry good verry well, sorry gue nggak mau well." Balas Ziya langsung melangkahkan kakinya pergi dengan langkah cepat.

"Tunggu!" Azzam melihat punggung Ziya melenggang pergi ke tengah kerumunan, entah apa yang di cari gadis itu.

Ziya membuang nafasnya kasar, dirinya terus melangkah untuk menghindari Azzam.

"Memangnya dia siapa berani-beraninya nyuruh princess seperti gue, pangeran bukan, suami bukan, pacar juga bukan!" Gerutu Ziya sepanjang jalan.

Azzam yang awalnya berniat untuk segera pulang namun pikirannya berubah, ia menyusul Ziya. Mau bagaimanapun Ziya adalah santriwati yang ada di ponpes milik kakeknya, terlebih lagi Ziya tidak tahu menahu tentang jalan di desa ini.

Setelah berkeliling mencari jajanan yang menggiurkan seleranya, Ziya menenteng beberapa kresek berwarna hitam di tangan nya.

"Gila, ternyata jajan model beginian murah-murah." Gumam Ziya tersenyum merekah.

Azzam celingukan karena hampir setengah jam ia keliling dan tidak menemukan keberadaan Ziya, gadis blasteran Turki-Indonesia itu entah hilang kemana yang membuatnya khawatir.

Di tengah-tengah dirinya kebingungan, matanya menangkap Ziya tengah berjalan ke arahnya. Tangan gadis tersebut membawa beberapa kresek.

"Astaghfirullah, ternyata kamu di sini?" Tanya Azzam to the poin.

Ziya terkejut tiba-tiba Azzam berada di hadapannya, ia pikir Azzam sudah pulang ke ponpes namun dugaannya ternyata salah.

"Lo nyariin gue?" Tanya Ziya dengan alis terangkat sebelah.

Azzam gelagapan, ia mengalihkan pandangannya dari tatapan mata Ziya.

"E-enggak, jangan kepedean."

"Yakin? Wajah lo nggak bisa bohong kalau lo khawatir sama gue." Ujar Ziya terkekeh kecil, dirinya bisa mengenal keadaan seseorang melalui gerak-geriknya dirinya belajar ilmu psikologis dari sahabatnya.

"Iya, saya khawatir jika tiba-tiba kamu di culik sama orang yang tidak di kenal." Balas Azzam santai langsung melenggang pergi.

"Lo kok ngomong nya gitu sih!?" Sentak Ziya mampu membuat Azzam memberhentikan langkah kakinya, lelaki itu menoleh ke belakang melihat ke arahnya.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang