42. Cara bujuk istri

1.8K 160 20
                                    

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍

Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘

Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍


༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia istri aku Al."

Ziya sontak membulatkan matanya lebar-lebar tatkala mendengar pernyataan dari Azzam barusan, ia melepaskan tangan Azzam dari lengannya dan menatap ke arah Al. Kedua lelaki itu menatap ke arahnya.

"Kay... yang di katakan Azzam nggak bener kan?" Tanya Al memastikan bahwa perkataan sepupunya itu tidaklah benar adanya.

"Ziya jawab dengan jujur." Timpal Azzam menatap ke arah istrinya dengan tatapan teduhnya.

Ziya meremat mukenah yang di pegang nya, ia menatap ke arah Azzam dengan tatapan penuh kebencian. Tanpa berkata apapun, Ziya berlari melenggang pergi meninggalkan keduanya tanpa memberikan penjelasan yang benar.

Al menatap ke arah Azzam, ia menarik kerah baju milik sepupunya seraya menatap tajam ke arah Azzam.

"Zam!? Ucapan mu nggak bener kan tadi!?" Sentak Al penuh penekanan, Azzam memegang tangan Al melepaskan tangan Al dari baju nya.

"Untuk apa aku bohong Al?" Balas Azzam langsung melangkahkan kakinya pergi untuk mengejar istrinya, mungkin saat ini Ziya tengah marah kepadanya karena dirinya sudah berbicara yang sebenarnya kepada Al.

Melihat Azzam berlari mengejar Ziya, Al menendang sebuah pot yang berada di depannya hingga pot bunga tersebut menggelinding.

"Arghhhh! Kay gue harap yang di bilang Azzam nggak bener." Gumam Al mengacak-acak rambutnya.








-








Ziya membuka pintu kamar nya dan meletakkan mukenah miliknya, dirinya tidak lupa untuk mengunci pintu kamar tersebut agar Azzam tidak bisa masuk. Ziya memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing, dengan tangan gemetaran ia mencari keberadaan obat yang entah di simpan dimana.

"Ck, obat dimana sih. Seharusnya dokter udah kasih resep obatnya," kesal Ziya tidak kunjung menemukan keberadaan obat tersebut.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang