50. Rasa bersalah Ziya

1.3K 131 20
                                    

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana puasanya hari ini? Lancar? Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan yaa guys 🙏 maafkan Bunnes jika Bunnes ada salah, termasuk jarang update 😭🙏

Kalian belum sampai lumutan kan? Hehehe😭🙏

Ramadhan kali ini akan ditemani oleh cerita TSC 🤍🤍 kawal sampai ending  yuk 😍😍😍

Tapi sebelum itu tinggalkan vote dan komentar yuk... terima kritik dan saran dari kalian semua guys 🤍🤍🤍

Follow akun wattpad Bunnes 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍 terimakasih 🤍🤍🤍



༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

"Ana uhibbuki fillah ya zaujati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ana uhibbuki fillah ya zaujati." Ujar Azzam dengan wajah sedikit gugup, ia takut jika Ziya menolaknya.

"Translate nya?" Tanya Ziya.

Azzam yang tadinya gugup akan respon dari Ziya seketika terkejut saat Ziya mengucapkan kalimat itu, apakah istrinya tidak tahu maksud dari perkataan nya barusan?

Ziya yang melihat suaminya hanya terdiam menatap Azzam kebingungan, ia memiringkan kepalanya sedikit dan melambaikan tangannya di depan wajah Azzam berharap lelaki itu tersadar.

"Kok malah ngelamun, translate nya apa?" Tanya Ziya lagi.

Azzam yang tersadar segera mengusap wajahnya kasar, ia tahu jika Ziya tidak tahu arti dari kalimat yang baru saja di ucapkan nya. Namun jika Azzam mengulanginya lagi membuat kesan romantis hilang.

"Nggak ada, lupain." Balas Azzam singkat.

Ziya terheran-heran atas perubahan mood Azzam secara tiba-tiba, apakah dirinya salah jika meminta Azzam mengulangi perkataan nya dengan bahasa yang di pahami?

"Kok gitu--"

"Sekarang udah malam, lebih baik kamu ke ndalem udaranya dingin nggak baik buat kamu. Saya masih ada urusan sama Farhan dan Dafa. Assalamualaikum," pamit Azzam namun sebelum itu Azzam mengusap pundak Ziya sebelum dirinya pergi.

"Waalaikumussalam," balas Ziya melihat punggung laki-laki itu perlahan-lahan menjauh darinya.

Sepanjang jalan setapak menuju ke asrama putra, Azzam tak henti-hentinya menggerutui dirinya sendiri. Seharusnya dirinya memakai bahasa yang di pahami oleh Ziya, padahal Azzam sudah merencanakan semua ini dengan baik dan tertata rapi. Namun semua itu hancur hanya karena Ziya tidak tahu terjemahan bahasa Arab yang di ucapkan nya barusan.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang