Cinta segiempat? Mungkin itu kata yang tepat yang tengah melanda empat orang yang terperangkap akan cinta yang saling tidak terbalaskan. Azzam yang awalnya di jodohkan dengan Nayla, hingga keduanya menentang perjodohan tersebut karena ternyata Nayla...
Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk 🥰
༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Azzam berjalan seraya tatapan lurus ke depan, helaan nafas panjang seraya memberhentikan langkah kakinya. Dirinya mencoba ikhlas menerima semua ini dan belajar untuk move on dari Nayla. Namun tiba-tiba pundaknya di sentuh oleh seseorang yang membuatnya menoleh ke belakang, seulas senyum terpatri di sudut bibir Al saat Azzam menoleh.
"Gimana?" Tanya Al kepada sepupunya.
Azzam mengangkat kedua bahunya, ia memutuskan duduk salah satu kursi. Peci nya di lepas lalu ia menyugar rambutnya yang hitam legam.
Al ikut duduk di sebelah Azzam, ia menunggu jawaban dari pertanyaan nya mengenai perjodohan antara Azzam dan Nayla.
"Nggak jadi, perjodohan itu akhirnya nggak di lanjutin." Jawab Azzam menatap lurus ke depan, tepatnya ke arah pagar perbatasan ponpes.
Al mengusap punggung sepupunya seolah-olah memberikan semangat.
"Mungkin dia bukan yang terbaik buat kamu Zam, insya Allah kamu akan di pertemukan dengan wanita yang benar-benar menjadi jodohmu." Ungkap Al.
"Terima kasih Al," Azzam beruntung memiliki sepupu seperti Al. Walaupun mereka jarang sekali bertemu, namun keduanya tidak pernah putus akan komunikasi dan membuat mengenal satu sama lain.
"Sama-sama Zam."
"Kamu dan nyamuk betina saling kenal?" Tanya Azzam berhati-hati, dirinya takut jika pertanyaannya menyinggung Al.
"Nyamuk betina?" Beo Al tidak paham dengan pertanyaan dari sepupunya.
"Astaghfirullah, maksudnya Ziya." Jelas Azzam.
Al terkekeh ringan, ia menghela nafasnya panjang dan menghembuskan nya perlahan. Masa-masa tentang dirinya dan Ziya menari-nari di kepalanya, tak berapa seulas senyum manis terpancar dari sudut bibirnya.
"Kita pernah punya kisah yang susah untuk di lupain, masa putih abu-abu, hujan, buku," ungkap Al mengingat bagaimana dulu dengan Ziya.
"Kamu pernah suka sama Ziya?" Tanya Azzam dengan tatapan penuh tanda tanya.
Al melihat ke arah Azzam, ia bangkit dari tempat duduknya. "Zam, hal yang sama yang kamu alami saat ini persis antara Ziya dan saya. Beda nya kalian di jodohin, sedangkan kita enggak."