Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuHai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk 🥰
~SELAMAT MEMBACA~
Cahaya matahari bercampur dengan kabut tebal membuat pagi ini begitu hangat, para makhluk bumi mulai melakukan rutinitas nya di hari Minggu ini. Angin pelan berhembus menerpa wajah cantik Ziya yang masih menutup matanya, gadis itu masih mengantuk karena bangun jam tiga pagi. Dan sekarang dirinya harus berhadapan dengan dedaunan yang berserakan di lingkungan asrama putri.
"Mbak Ziya ngantuk?"
Tiba-tiba suara dari Sarah membuat Ziya menoleh ke gadis itu, Sarah dengan cekatan memasukkan sampah ke dalam tong.
"Gimana nggak ngantuk Sar, biasanya gue bangun jam delapan pagi. Sedangkan di sini gue harus bangun jam tiga pagi, mata gue auto panda." Sarkas Ziya langsung membuang sapu lidi nya, ia memutuskan untuk duduk di bawah pohon kelengkeng.
Sarah paham betul bagaimana keadaan Ziya, bisa di bayangkan seorang princess yang tidak pernah bangun pagi tiba-tiba di suruh lebih disiplin.
"Namanya juga ponpes mbak, jadi mau tidak mau harus mematuhi peraturan." Sarah meraih sapu lidi milik Ziya, ia melangkahkan kakinya mendekati gadis yang menyenderkan tubuhnya itu ke batang pohon.
Tidak ada jawaban dari Ziya, gadis berwajah cantik itu ternyata tertidur di bawah pohon dengan wajah yang terlihat sangat letih. "Mbak Ziya bangun, jangan tidur di sini."
Sarah mencoba membangunkan Ziya, ia menepuk-nepuk pipi Ziya agar gadis tersebut bangun dari tidurnya sebelum di lihat oleh ustadzah Indri, terlebih lagi akan jadi pusat perhatian.
"Hm, gue ngantuk Sar.... please jangan ganggu gue, gue mau tidur." Balas Ziya masih enggan untuk membuka kelopak matanya.
"Ya udah terserah mbak Ziya aja, nanti kalau bangun di lihatin santriwati yang lain jangan salahin Sarah ya, assalamualaikum."
Setelah mengatakan itu Sarah pamit pergi dari hadapan Ziya, gadis itu tidak menjawab salam nya dan masih tetap tidur di bawah pohon kelengkeng. Ia berniat memulangkan sapu ke dalam gudang lalu kembali lagi ke taman untuk menemui Ziya, mau bagaimanapun Ziya tetap temannya.
Ziya masih ingat bagaimana papah nya membesarkan dirinya seorang diri, saat itu hujan deras mengguyur bumi membasahi jalan raya kota Jakarta. Aroma dari kendaraan dan polusi bercampur hujan membuat Ziya melamun di balkon kamarnya, gadis berusia sepuluh tahun itu tengah melihat rintik hujan yang turun dari atas langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sebuah Cinta
General FictionCinta segiempat? Mungkin itu kata yang tepat yang tengah melanda empat orang yang terperangkap akan cinta yang saling tidak terbalaskan. Azzam yang awalnya di jodohkan dengan Nayla, hingga keduanya menentang perjodohan tersebut karena ternyata Nayla...