8. Sepupu?

1.5K 179 12
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu

Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk 🥰

༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

"Al?" Beo keduanya serempak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Al?" Beo keduanya serempak.

Muhammad Aby Al-Ghifari, lelaki tampan dengan senyuman manis yang terpatri di sudut bibirnya. Rambut hitam legam membuat ketampanan Al semakin bertambah.

Ziya dan Azzam saling pandang, keduanya memanggil nama yang sama. Namun tidak dengan Al, ia melangkahkan kakinya mendekati keduanya yang masih kebingungan.

Ziya menatap kembali ke arah Al yang berjalan ke arahnya, dirinya hanya mampu terdiam dengan jantung yang berdetak kencang. Mungkinkah ini semua mimpi?

"Al? Ini beneran lo?" Tanya Ziya dengan mata yang berkaca-kaca.

Al tersenyum tipis, ia hanya menundukkan kepalanya dan mengangguk kecil. Sungguh, mungkin Ziya terkejut dengan keberadaan nya di sini.

"Iya, ini gue. Al teman sekolah lo, di masa putih abu-abu." Balas Al.

Ziya menutup mulutnya tidak percaya, dirinya berlari kecil dengan air matanya yang hampir lolos. Ia ingin memeluk tubuh Al, dan menyalurkan rindu yang membara. Namun belum juga memeluk tubuh lelaki itu, kepalanya sudah di toyor  oleh Azzam.

"Eits! Mau meluk?" Tanya Azzam dengan sorot mata tajamnya.

Ziya berdecak sebal, ia menghapus air matanya yang tadi sempat lolos.

"Iya, kenapa? Masalah buat lo?" Balas Ziya dengan santainya dan mengusap keningnya.

"Jelas! Kamu mau berpelukan dengan orang yang bukan mahram mu? Di hadapan saya?" Tanya Azzam lagi dengan alis tebalnya yang menyatu.

"Kenapa? Cemburu?" Tanya Ziya dengan alis terangkat sebelah.

"Cemburu? Maksud kamu saya cemburu gitu?" Balas Azzam terkekeh ringan, sedangkan Ziya memutar bola matanya malas.

Azzam menghela nafasnya panjang, memang sedikit sulit menjelaskan kepada Ziya tentang zina perbuatan. Dirinya masih bingung dengan keadaan sekitar, ia kembali melihat ke arah Al. Sepupunya itu terlihat hanya menundukkan kepalanya seraya berkutik dengan jari-jemarinya.

"Kamu kenal dia Al?" Tanya Azzam menunjuk ke arah Ziya.

"Turunin jari lo," papar Ziya dengan sorot mata tajamnya.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang