20. Misi Ziya

1.3K 139 16
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu

Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk
🥰

Cuss langsung ke cerita aja yuk 🥰 Jangan lupa untuk votkom yaa!!!



༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Ziya melihat poster yang di pegang nya dengan perasaan dongkol, rasanya ingin sekali pergi ke party temannya. Namun sialnya dirinya harus terjebak di ponpes dan di larang keluar dari pondok pesantren.

Otaknya berpikir untuk mencari cara agar bisa keluar dari pondok pesantren, ia tidak mungkin melewatkan berpesta dengan teman-temannya.

"Mbak Ziya!"

Suaranya dari Sarah mengagetkan Ziya, ia segera melipat poster tersebut dan memasukkan nya ke dalam saku miliknya.

"Lo ngagetin aja Sar, kalau gue jantungan gimana? Lo mau ganti rugi?" Balas Ziya kesal.

Sarah terkekeh kecil, ia turut duduk di samping Ziya seraya meneliti wajah Ziya yang seperti menyembunyikan seseorang.

"Mbak Ziya kenapa?" Tanya Sarah kebingungan.

"Nggak papa Sar," balas Ziya gugup.

"Alhamdulillah kalau mbak Ziya nggak kenapa-napa."

"Oh iya Sar, lo pernah dugem nggak?" Tanya Ziya mampu membuat Sarah terperangah.

"Hah! Dugem? Astaghfirullah, ya ndak pernah dong mbak." Jawab Sarah seraya mengusap dadanya karena pertanyaan dari Ziya barusan.

"Kirain pernah." Ujar Ziya lesu.

"Memangnya kenapa mbak?" Tanya Sarah dengan wajah bingung nya.

"Gue mau ngajakin lo dugem, mau?" Tanya Ziya mampu membuat Sarah terperangah kembali.

"Astaghfirullah, ndak mau! Dosa mbak." Tolak Sarah bangkit dari tempat duduknya, di ikuti oleh Ziya. "Mbak, hidup di dunia ini hanya sementara, kebahagiaan yang di rasakan saat ini akan hilang nantinya. Perbanyak amal ibadah, karena mati ndak ada alarm nya."

Ziya terdiam sejenak, ia menyampirkan hijab nya ke bahu. "Kalau cuma datang ke acaranya tapi nggak mabuk gimana? Boleh?"

Sarah mengangkat alisnya sebelah.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang