24. Calon istri saya!?

1.5K 143 14
                                    

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍

Maafkan Bunnes yang lama untuk update hehe 😁 belum sampai lumutan kan☺️

Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘

Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍




༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

"Kalau gitu buktiin ke gue, lo minum wine ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau gitu buktiin ke gue, lo minum wine ini." Ujar Chelsea seraya menyodorkan segelas wine.

Ziya terdiam sejenak, ia melihat ke arah kedua temannya yang tengah menunggunya.

"Ayo ambil Zi, buktiin ke kita omongan lo bener." Timpal Clara.

Ziya perlahan-lahan meraih wine itu, ia meneguk isi di gelas hingga seperempat dari gelas itu. Sontak kedua temannya tersenyum karena ternyata Ziya masih sama seperti dulu.

"Udah gue buktiin, sekarang lo pada percaya kan?" Tanya Ziya sedikit merasakan pusing di bagian kepala.

Clara dan Chelsea menganggukkan kepalanya, terlihat Ziya menyenderkan kepalanya di sofa.

Di tempat lain, Azzam yang sudah memakan nasi goreng melihat ke arah seberang jalan. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, namun sepupunya belum pulang ke hotel.

Azzam mencoba berulang kali menelpon Al, namun ponsel lelaki itu tidak aktif.

"ZIYA!"

Nama perempuan yang di cari oleh Azzam terdengar dari dalam cafe, Azzam celingukan saat melihat segerombolan orang tengah menyalakan lampu kelap-kelip. Terlihat juga beberapa gadis tengah berjoget. Mungkinkah Azzam salah dengar jika nama Ziya tadi ada yang memanggil?

"Kenapa hati nurani saya tertuju ke tempat itu?" Azzam bergumam di dalam hatinya, ia segera memasukkan ponselnya ke dalam saku dan melangkahkan kakinya memasuki area cafe seberang jalan, untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Setelah berada di depan cafe, dari balik kaca terlihat beberapa orang tengah berpesta dengan senangnya. Jujur saja Azzam tidak yakin jika Ziya berada di tempat seperti ini.

Setelah berkutat dengan pikirannya sendiri, Azzam memutuskan untuk segera pergi dari cafe itu. Ia tidak mau berprasangka buruk tentang Ziya.

"Ayolah Zi, minum sekali lagi."

"Iya Zi, habisin satu botol wine ini."

"Jangan ragu jangan bimbang, sama kami sudah pasti minum wine."

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang