18. Mengisi hati?

1.2K 151 28
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu

Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk
🥰

Bunnes lama nih nggak update hehe😅 mohon maaf karena kalian telah menunggu, tetapi belum sampai lumutan yeee kaaann 🙏😘

Cuss langsung ke cerita aja yuk 🥰 Jan lupa untuk votkom yaa!!!


༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

Azzam geming, ia bingung harus menjawab apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azzam geming, ia bingung harus menjawab apa.

"Ma....papa...."

Aurora dan Azzam sontak melihat ke arah Ziya yang tengah terbaring, Aurora lantas mengusap kening Ziya.

"Nak..."

Suara lembut yang keluar dari lisan Aurora masuk ke pendengaran Ziya, seulas senyum tipis terukir di bibir Ziya. Ia merasakan kehadiran mama nya ada di sampingnya saat ini, jika ini mimpi Ziya tidak akan pernah bangun dari tidurnya.

"Nak Ziya?"

Suara lembut itu terdengar lagi, perlahan-lahan Ziya membuka kelopak matanya. Pandangannya buram sebab cahaya lampu yang terang menyilaukan matanya, ia melihat di hadapannya kini terlihat seorang wanita yang tengah memandangnya dengan wajah kekhwatiran.

Ziya melihat Aurora beberapa saat, membuat Aurora kebingungan dengan sikap gadis di hadapannya. 8a mengusap puncak kepala Ziya.

"Gimana kondisi kamu nak?" Tanya Aurora. Namun tidak ada respon dari Ziya.

"M-mama?" Lirih Ziya dengan air mata yang terbendung du sudut matanya.

"Mama?" Beo Aurora tidak paham, begitupun dengan Azzam yang masih berada di ambang pintu.

"Mama!"

Tanpa berlama-lama Ziya berhambur memeluk tubuh Aurora yang membuat Aurora terkejut bukan main. Tidak hanya Aurora, Azzam yang melihat Ziya memeluk bundanya tiba-tiba pun di buat kaget.

"Ma, Ziya kangen..." Lirih Ziya meneteskan air matanya di pundak Aurora, sedangkan Aurora hanya mampu mengusap punggung gadis tersebut dengan senyuman.

"Ziya kangen ma, Ziya pengen cerita semuanya sama mama, mama Ziya kangen..." Ujar Ziya lagi.

Aurora hanya bisa terdiam, mungkinkah gadis ini merindukan mama nya? Terlebih lagi Ziya baru pertama kali masuk ponpes jadi hal biasa jika rindu kepada orang tua. Aurora melirik ke arah Azzam, ia mengkode Azzam agar pergi terlebih dahulu dan memberikan waktu untuk Ziya.

Azzam mengangguk kecil, ia akan menanyakannya nanti kepada Ibunda nya.

Setelah beberapa menit Ziya mengeluarkan unek-uneknya yang ada di dalam hatinya, kini Ziya terdiam seraya memeluk tubuh Aurora. Bahkan hijab Aurora basah karena air mata Ziya.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang