41. Dia istri ku?

1.5K 147 14
                                    

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍

Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘

Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍





༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

"Tunggu, lo nggak kesambet kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu, lo nggak kesambet kan?"

Pertanyaan dari Ziya membuat Azzam tersenyum tipis, ia menggelengkan kepalanya menandakan jawaban tidak. Sedangkan Ziya sendiri hanya terdiam kaku karena tingkah laku Azzam yang berbeda.

"Kok lo tiba-tiba baik ke gue? Lo naksir ya sama gue? Ngaku lo." Ujar Ziya berusaha menyudutkan Azzam agar lelaki itu menjawab.

"Kalau iya kenapa? Salah? Hm?" Tanya Azzam mampu membuat Ziya menganga lebar.

"Hah!?"

"Tapi boong," sambung Azzam langsung berlari keluar kamar seraya tergelak tertawa.

"Ngeselin lo," kesal Ziya melemparkan bantal ke arah pintu. Namun naasnya bantal tersebut justru menimpuk kepala ustadzah Indri, yang membuat Ziya lagi-lagi menganga lebar karena terkejut.

"Astaghfirullah, Ziya...." Ustadzah Indri mengusap keningnya yang terasa pusing akibat timpukan bantal. Ia melihat ke arah Ziya yang sedang nyengir kuda ke arahnya.

"Maaf ustadzah, nggak lihat kalau ustadzah masuk kamar." Cicit Ziya menjewer telinga nya sendiri.

Ustadzah Indri melihat kepergian Azzam tadi yang tertawa keluar dari kamar, sedangkan wajah Ziya terlihat sangat kesal.

"Nggak papa, kayaknya ustadzah salah waktu deh. Kalau gitu ustadzah pamit, jenguk nya di tunda aja. Ass--"

"Enggak ganggu kok ustadzah, seriusan." Potong Ziya merasa tidak enak dengan ustadzah Indri.

"Ganggu ustadzah, ustadzah datang di waktu yang tidak tepat."

Tiba-tiba suara dari Azzam kembali terdengar, membuat Ziya sedikit memiringkan kepalanya melihat kedatangan Azzam yang membawa nampan.

"Oh iya Zam, maaf ya Zam seharusnya ustadzah jenguk nya waktu Ziya udah sehat. Kalau gitu ustadzah pamit, mau nemuin Ning Aurora. Assalamualaikum." Pamit ustadzah Indri.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang