19. Marahan sehat

1.3K 143 9
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu

Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk
🥰

Bunnes lama nih nggak update hehe😅 mohon maaf karena kalian telah menunggu, tetapi belum sampai lumutan yeee kaaann 🙏😘

Cuss langsung ke cerita aja yuk 🥰 Jangan lupa untuk votkom yaa!!!


༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

Hari dimana para santri maupun santriwati di sibukkan dengan berbagai kegiatan, berbagai cabang lomba membuat antusias para santri maupun santriwati terlihat begitu semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari dimana para santri maupun santriwati di sibukkan dengan berbagai kegiatan, berbagai cabang lomba membuat antusias para santri maupun santriwati terlihat begitu semangat. Para panitia yang bertugas untuk membina santri maupun santriwati yang tengah berlomba. Namun penjagaan juga tidak lepas, satpam dan para penjaga lainnya bertugas untuk memantau santri maupun santriwati agar tetap menjaga jaraknya.

"Akhirnya badan gue mendingan."

Ziya merentangkan kedua tangannya dengan lega, helaan nafas panjang keluar dari mulutnya. Melihat sekumpulan ramai orang yang mengikuti lomba, Ziya hanya mampu melihat karena kondisinya yang belum cukup pulih.

"Mbak Ziya udah mendingan?"

Tiba-tiba suara dari seseorang membuat Ziya menoleh, ia tersenyum tipis mendapati Sarah menghampirinya dengan map di tangannya.

"Ya kali gue sakit melulu, nanti gue nggak bisa lihat lomba gimana?" Balas Ziya kembali mengarahkan pandangannya ke arah lapangan.

"Alhamdulillah, soalnya waktu mbak Ziya pingsan, mbak Ziya tahu ndak siapa yang kelihatan khawatir sama mbak Ziya?"

Ziya mengangkat alis sebelah.

"Bokap gue?" Tebak Ziya namun di balas gelengan kepala dari Sarah. "Terus siapa?"

"Putra nya Ning Aurora." Balas Sarah.

Ziya mencerna ucapan dari Sarah, ia mengingat-ingat tentang Ning Aurora. Seketika memorinya mengingatkan nya kepada wanita yang mengompres dirinya sewaktu di ndalem.

"Maksud lo, kodok!?" Sentak Ziya seraya memegang kedua lengan Sarah.

Sarah mengangguk kecil.

"Lo seriusan Sar?" Tanya Ziya memastikan, karena tidak mungkin jika Azzam mengkhawatirkan dirinya.

"Suwer mbak! Sarah ndak bohong, kalau gitu sarah pamit mau ngurus santriwati junior yang lomba. Assalamualaikum," pamit Sarah segera melenggang pergi.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang