39. Iri?

1.5K 153 12
                                    

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍

Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘

Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍

༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

Azzam menempelkan kain di kening Ziya berharap suhu tubuh Ziya menurun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azzam menempelkan kain di kening Ziya berharap suhu tubuh Ziya menurun. Istrinya itu terlihat begitu pucat pasi, padahal tadi pagi dirinya dan Ziya masih saling berbincang. Lalu kenapa tiba-tiba jatuh sakit?

"Gimana keadaannya sekarang nak?" Tanya Aurora dengan wajah cemas nya.

Azzam menggelengkan kepalanya, ia terus mengompres kening Ziya.

"Bun, jagain Ziya sebentar ya? Azzam mau panggil dokter." Pinta Azzam di balas anggukan dari Aurora. Namun, saat Azzam bangkit dari tempat duduknya tangan Ziya menggenggam telapak tangan Azzam yang membuat Azzam terkejut.

"Jangan pergi..." Lirih Ziya masih dengan mata yang terpejam.

Azzam dan Aurora saling pandang, Azzam menggenggam tangan Ziya yang dan mengusap wajah Ziya dengan lembut.

"Saya cuma pergi sebentar...." Balas Azzam dengan ucapan yang begitu lembut, bahkan Aurora tidak pernah mendengar suara begitu lembut dari putranya itu.

Gelengan kecil dari Ziya menandakan jawaban tidak, membuat Azzam menatap Aurora karena bingung harus melakukan apa.

"Kamu jagain Ziya, biar bunda suruh ayah untuk panggil dokter. Ziya butuh kamu nak, jagain dia." Pinta Aurora turut tersenyum melihat kedua insan tersebut.

"Terimakasih ya Bun."

Aurora mengangguk kecil, ia mengusap puncak kepala Ziya dengan lembut. "Ya sudah bunda pamit, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."







-





Di tempat lain Nayla dan Sarah celingukan karena mencari keberadaan Ziya sejak tadi sore, biasanya Ziya yang mencari keduanya namun sekarang keadaannya berbeda.

"Kira-kira kemana Ziya pergi ya Sar?" Ujar Nayla melihat para santriwati dari lantai dua.

"Sarah ndak tahu mbak, Sarah udah cari kemana-mana tapi ndak ketemu juga." Balas Sarah dengan wajah lesu nya.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang