16. Peduli?

1.6K 150 8
                                        

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu

Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk 🥰


~SELAMAT MEMBACA~

Ziya tersadar akan lamunan nya, dirinya melihat rintikan hujan yang mengguyur dengan derasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ziya tersadar akan lamunan nya, dirinya melihat rintikan hujan yang mengguyur dengan derasnya. Mungkin semesta tengah menumpahkan semua kesedihannya di bumi, dan saat ini sialnya Ziya terjebak di taman lebih tepatnya dirinya tengah duduk di gazebo bambu.

 Mungkin semesta tengah menumpahkan semua kesedihannya di bumi, dan saat ini sialnya Ziya terjebak di taman lebih tepatnya dirinya tengah duduk di gazebo bambu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanya dirinya yang berada di belakang ponpes ini, terjebak dengan guyuran hujan yang semakin derasnya membuat Ziya meringkuk kedinginan.

Dari lantai dua, sepasang mata menangkap gadis yang tengah duduk di gazebo seraya memeluk tubuhnya sendiri. Tanpa berlama-lama, ia segera melangkahkan kakinya dan mencari payung agar bisa menemui gadis itu sebelum hal buruk terjadi padanya.

"Kay!"

Merasa ada yang memanggilnya, Ziya mengalihkan pandangannya ke arah Al yang tengah tersenyum ke arahnya. Lelaki itu berjalan ke arahnya seraya membawa payung.

"Al? Lo ngapain di sini?" Beo Ziya terkejut, karena jika ada orang yang melihat mereka berdua bisa menyebabkan masalah besar. Terlebih lagi mereka di tempat ini hanya berdua.

Al menyodorkan payung ke arah Ziya, namun gadis itu tak kunjung menerimanya. "Gue mau nganterin payung ini, lo pulang ke asrama kalau di sini lo kena cipratan air hujan. Gue nggak mau lo kenapa-napa."

Ziya menerima payung itu, yang dikatakan oleh Al benar. "Terus lo gimana?"

"Gue suka hujan, jadi nggak masalah."

Ziya bergeming, ia menjadi dejavu karena kata-kata dari Al barusan. Dan benar saja, punggung lelaki itu sudah basah kuyup karena hujan deras.

"Gue pulang ke asrama dulu, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Balas Ziya ketika melihat Al menerobos hujan dengan berlari, lelaki itu sudah memasuki lorong asrama. Sebelum kembali ke asrama, Al menoleh ke belakang dan melihat Ziya dengan senyuman tipis. Tatapan mata teduh dari Al membuat Ziya merasa jika lelaki itu masih menaruh rasa terhadapnya.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang