Cinta segiempat? Mungkin itu kata yang tepat yang tengah melanda empat orang yang terperangkap akan cinta yang saling tidak terbalaskan. Azzam yang awalnya di jodohkan dengan Nayla, hingga keduanya menentang perjodohan tersebut karena ternyata Nayla...
Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍
Maafkan Bunnes yang lama untuk update hehe 😁 belum sampai lumutan kan☺️
Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘
Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍
༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hak!? Maksud lo?"
"Hak atas pernikahan ini."
Ziya menelan saliva nya susah payah, ia menggelengkan kepalanya kecil dan memberikan tatapan tajam ke arah Azzam.
"Lo jangan macam-macam ya sama gue, jangan mentang-mentang sekarang lo suami gue, lo bisa ngatur-ngatur hidup gue." Pungkas Ziya.
Azzam yang paham dengan alur pembicaraan Ziya hanya mampu menahan tawanya, melihat wajah panik dari istrinya Azzam berniat menjahili Ziya.
"Kenapa? Bukannya itu kewajiban?" Tanya Azzam dengan alis terangkat sebelah.
Seketika Ziya langsung berlari ke arah balkon kamarnya, membuat Azzam terkejut.
"Kewajiban dari mananya? Bukankah itu harus dapat izin dulu? Sedangkan gue nggak mengizinkan." Jawab Ziya berusaha menghindar dari Azzam.
Seketika Azzam tergelak tertawa, jujur saja dirinya tidak bisa menahan tawanya saat melihat mimik wajah Ziya yang panik dan ketakutan. Ia melangkah ke arah balkon kamar dan mendekati Ziya.
"Siapa juga yang mau menyentuh kamu? Pikiran kamu sudah jauh, saya cuma minta kamu berbagi ranjang untuk malam ini. Karena kamar kamu itu kamar saya juga kan?" Jelas Azzam dengan lembut.
Ziya yang awalnya panik, setelah mendengar penjelasan dari Azzam seketika bisa bernafas dengan lega. Ia tetap berusaha menyembunyikan wajah kegelisahannya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"O-oh," balas Ziya berusaha menenangkan dirinya.
Azzam yang melihat keringat mengucur di kening Ziya seketika tersenyum tipis, apakah ia kelewatan mengerjai Ziya? Hingga perempuan itu sampai berkeringat dan panik.
"Maaf kalau kata-kata saya membuat kamu berpikiran jauh kemana-mana." Lirih Azzam merasa bersalah, pandangan berfokus pada pemandangan kota metropolitan yang ramai akan kendaraan.