15. Orang lama pemenangnya

1.4K 164 19
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu

Hai semuanya 😍 bagaimana kabarnya hari ini? Bismillah Bunnes mau update cerita TSC yaaa 😆😉 kawal sampai ending yuk 🥰



~SELAMAT MEMBACA~

Dari kejauhan Azzam melihat sepupunya tengah berbicara dengan Ziya dan Nayla, entah apa yang mereka bicarakan hingga membuat Azzam penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan Azzam melihat sepupunya tengah berbicara dengan Ziya dan Nayla, entah apa yang mereka bicarakan hingga membuat Azzam penasaran. Terlebih lagi Ziya sangat akrab dengan Al. Farhan yang berada di samping Azzam mengamati lelaki itu, ia mengikuti arah pandang Azzam yang tertuju pada Al.

"Aduh panas-panas, padahal ini masih pagi kok panas banget ya."

Farhan mengipasi wajahnya dengan tangan nya, hingga membuat Azzam menoleh ke arahnya. Lelaki itu mengangkat alisnya sebelah melihat tingkah laku aneh Farhan.

Tidak menghiraukan ucapan dari Farhan, Azzam melenggang pergi menuju ke arah Al. Farhan yang melihat itu hanya terkekeh kecil karena melihat Azzam seperti menahan cemburu.

"Assalamualaikum."

Suara salam dari Azzam membuat ketiga orang yang tengah berbincang mengalihkan pandangannya, Ziya memutar bola matanya malas melihat Azzam yang tiba-tiba datang.

"Waalaikumsalam Zam." Balas Al.

Nayla lantas menundukkan kepalanya, jujur saja setelah menolak Azzam sedikit ada rasa canggung ketika melihat lelaki itu. Terlebih lagi tatapan datar dari Azzam membuat Nayla gugup.

"Ngapain lo ke sini?" Seloroh Ziya tiba-tiba.

"Memangnya salah? Kalian sendiri kenapa bicara berdua di tempat seperti ini?" Balas Azzam.

"Lo punya mata nggak? Ada Nayla segede gaban gini, kita bertiga! Bisa ngitung kan?" Ujar Ziya dengan nada sedikit tinggi, dirinya masih kesal kepada Azzam karena karena Azzam dirinya harus di hukum.

"Akan tetapi kalian berbicara hanya berdua, bukankah Nayla hanya menjadi obat nyamuk?"

Al yang menyadari jika sepupunya tengah menyindirnya dirinya hanya mampu terdiam, ia tidak tahu bagaimana isi hati Azzam hingga membuat lelaki itu menjadi sangat sensi.

"Sekarang dia nggak jadi obat nyamuk, kodoknya udah datang." Balas Ziya dengan tangan bersedekap.

"Ziya..." Nayla sedikit berbisik karena ucapan Ziya barusan.

"Nggak bisa Nay, gara-gara dia gue di hukum! Andai saja dia nggak ngadu kalau gue kabur dari ponpes, gue nggak akan dapat hukuman kayak gini! Dasar kodok lo!" Pekik Ziya langsung meraih baskom, ia hendak melenggang pergi.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang