35. Siapa dia?

1.4K 150 13
                                    

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍

Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘

Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍



༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

"Woy kodok! Gue belum selesai bicara!" Teriak Ziya kesal, ia bingung harus memberikan alasan apa kepada Nayla dan santriwati lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woy kodok! Gue belum selesai bicara!" Teriak Ziya kesal, ia bingung harus memberikan alasan apa kepada Nayla dan santriwati lainnya. 

Setelah kepergian Azzam beberapa menit yang lalu, Ziya memutuskan untuk duduk di bawah pohon seraya mengipasi wajahnya menggunakan buku. Dirinya berpikir mencari alasan yang tepat agar tidak di curigai oleh santriwati lainnya.

Dari kejauhan Sarah yang kebetulan melintas tak sengaja melihat Ziya, tanpa pikir panjang Sarah segera berjalan mendekati Ziya yang memasang wajah masam.

"Assalamualaikum mbak Ziya, gimana kabarnya?"

Suara dari Sarah sontak membuat Ziya mendongakkan kepalanya, dirinya bangkit dan langsung memeluk Sarah. Jujur saja, Ziya rindu kepada temannya itu.

"Waalaikumussalam, gue baik kok Sar. Lo sendiri gimana? Sehat?" Tanya Ziya balik dan melihat Sarah dari ujung kepala hingga kaki.

"Alhamdulillah baik kok mbak, kenapa wajahnya kelihatan bingung gitu mbak? Ada masalah?" Tanya Sarah penasaran.

Ziya menggelengkan kepalanya pelan, percuma juga dirinya bercerita itu akan memperburuk keadaan.

"Gue mau tanya, biasanya yang nginap di ndalem santriwati yang alasannya karena apa ya?" Tanya Ziya tiba-tiba hingga membuat Sarah mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa mbak Ziya tanya soal itu?"

"Enggak papa, gue cuma penasaran aja soalnya gue beberapa kali lihat Nayla bolak-balik keluar ndalem." Elak Ziya mencoba tetap tenang.

"Oh itu karena mbak Nayla memang sudah santriwati senior, dia sudah lama di ponpes ini jadi dekat dengan Ning Aurora, dan para ustadzah di ponpes ini. Alhasil dia sering keluar masuk ndalem, tapi ndak sampai nginap kecuali sakit." Jelas Sarah panjang lebar.

Ziya berpikir sejenak, mana mungkin dirinya beralasan sakit hanya demi tinggal di ndalem? Sedangkan ia harus menginap di ndalem dalam waktu yang cukup lama.

"Kok diem mbak? Mbak Ziya sakit?" Tanya Sarah khawatir seraya memegang kening Ziya, membuat Ziya tersadar dari lamunannya.

"Hah? Enggak kok, gue sehat walafiat." Balas Ziya menepis tangan Sarah.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang