34. Magnet

1.5K 151 15
                                    

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍

Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘

Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍



༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

Pagi ini suasana pondok pesantren hujan deras, hujan telah mengguyur sejak tadi malam membuat Ziya enggan beranjak dari tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini suasana pondok pesantren hujan deras, hujan telah mengguyur sejak tadi malam membuat Ziya enggan beranjak dari tempat tidurnya. Namun suara bising bel asrama membuatnya sulit untuk tertidur pulas, di tambah lagi dengan Nayla yang sedari tadi membangunkan nya untuk menjalankan shalat subuh.

"Ziya bangun, nanti kalau ketahuan ustadzah bisa gawat." Nayla lagi-lagi berusaha membangunkan Ziya, namun gadis itu masih tampak pulas tertidur tanpa menghiraukan panggilan dirinya.

"Ziya ayo sholat, aku nggak mau sampai kita telat." Ajak Nayla lagi.

"Lo duluan aja Nay, ntar gue nyusul." Ujar Ziya santai dan langsung menarik selimut miliknya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Nayla yang sudah lelah karena sedari tadi membangunkan Ziya tak kunjung berhasil, kini dirinya memilih membiarkan gadis itu.

"Nanti kalau kamu di hukum sama ustadzah aku nggak mau tanggung jawab ya Zi, apalagi kalau kamu di hukum sama Azzam itu jauh lebih berat hukumannya." Jelas Nayla mencoba memberitahu kepada Ziya.

Tidak ada respon dari Ziya, gadis itu tetap pulas dengan tidurnya. Nayla hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sahabatnya itu.

"Yaudah aku berangkat dulu, assalamualaikum." Pamit Nayla disertai melenggang pergi dari dalam kamar.

"Hm.... lagian si kodok apa berani hukum gue..." Gumam Ziya di dalam selimutnya.






-






Di tengah perjalanan menuju ke masjid untuk shalat berjamaah, Nayla tidak sengaja melihat Azzam tengah mengobrol dengan ustadzah Indri di jalan setapak. Keduanya tampak mengobrol serius, Nayla yang sejak tadi malam ingin bertemu dengan Azzam namun gagal kini ia mencoba mendekati kedua orang tersebut.

"Assalamualaikum ustadzah, Zam." Salam Nayla disertai mencium punggung tangan ustadzah Indri.

"Waalaikumussalam." Balas keduanya menjawab salam Nayla.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang