29. Hak Azzam?

2.3K 174 20
                                        

Assalamualaikum semuanya 🤍

Gimana hari ini? Lancar? Semoga hari kalian selalu bahagia di setiap waktunya yaa 😍

Maafkan Bunnes yang lama untuk update hehe 😁 belum sampai lumutan kan☺️

Tinggalkan vote dan komentar yuk 😍 terima kritik dan saran dari kalian 😘

Follow akun wattpad Bunnes yuk 😍biar ada notifikasi dari Bunnes 😘😘 jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian 🤍🤍🤍

༓☾ SELAMAT MEMBACA ☽༓

Ziya terdiam membisu karena perkataan dari Azzam, ia memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ziya terdiam membisu karena perkataan dari Azzam, ia memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Azzam hanya menahan senyumnya melihat Ziya yang tampak gugup.

Acara pernikahan secara mendadak berjalan dengan lancar dan khidmat, hanya keluarga dari mempelai wanita dan pria yang hadir di acara ini. Ziya menolak keras saat Alex ingin mengundang teman-teman Ziya. Bukan karena apa, namun Ziya tidak ingin teman-temannya mengetahui statusnya saat ini.

Di saat semua orang tengah berbahagia dan mengobrol satu sama lain, Ziya dan Azzam yang duduk di sofa sedari tadi hanya hening yang menyapa mereka. Entah kenapa setelah Ziya menjadi istri sah Azzam, membuat Ziya tampak gugup ketika berhadapan dengan lelaki itu. Padahal sebelumnya Ziya tidak merasakan hal ini.

"Mau minum?" Tanya Azzam menyodorkan satu buah botol minuman.

"Makasih, tapi gue nggak haus." Balas Ziya jutek dan bangkit dari tempat duduknya.

Azzam menghela nafasnya panjang saat Ziya meninggalkan dirinya sendirian, Azzam menoleh ke arah benda tipis yang tergeletak di meja. Itu ponsel miliknya, tanpa berlama-lama dirinya segera meraih benda itu.

"Gimana keadaan Al?" Gumam Azzam merasa khawatir, namun jika Al mengetahui bahwa dirinya telah sah menjadi suami Ziya bagaimana reaksi sepupunya itu?

Tiba-tiba sebuah tangan memegang pundak Azzam membuat Azzam sedikit terkejut, itu Alex dengan senyuman yang menyapa Azzam.

"Eh om," Azzam segera mencium punggung tangan lelaki yang sudah menyandang sebagai mertuanya itu.

"Om? Kamu panggil saya dengan sebutan om?" Tanya Alex dengan wajah dibuat seakan-akan marah.

"M-maksudnya pah." Balas Azzam merasa canggung dengan panggilan itu.

Alex terkekeh ringan, ia paham jika Azzam masih belum terbiasa dengan panggilan tersebut.

"Ada hal penting yang perlu papah bicarakan sama kamu, nak. Bisa kita cari tempat?" Tanya Alex dengan mode serius, membuat Azzam yang melihatnya penasaran.

Takdir Sebuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang